Ahad 15 Jan 2023 04:40 WIB

Inovasi Dekarbonisasi SIG di Lingkungan Pabrik

SIG melalui SIB membudi daya mikroalga di area pabrik Cilacap, Jawa Tengah.

Cerobong asap dari proses produksi pabrik PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) Cilacap tampak tidak mengeluarkan asap tebal, karena proses pembakaran menggunakan alternatif Refused-Derived Fuel (RDF). PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui anak usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) melakukan terobosan inovasi sebagai upaya dekarbonisasi (penyerapan CO2) di lingkungan operasional pabrik Cilacap, Jawa Tengah.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Cerobong asap dari proses produksi pabrik PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) Cilacap tampak tidak mengeluarkan asap tebal, karena proses pembakaran menggunakan alternatif Refused-Derived Fuel (RDF). PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui anak usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) melakukan terobosan inovasi sebagai upaya dekarbonisasi (penyerapan CO2) di lingkungan operasional pabrik Cilacap, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui anak usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) melakukan terobosan inovasi sebagai upaya dekarbonisasi (penyerapan CO2) di lingkungan operasional pabrik Cilacap melalui budi daya mikroalga di area pabrik Cilacap, Jawa Tengah.

Budi daya mikroalga dilakukan melalui sistem kultivasi kolam terbuka dengan menggunakan sistem bubbling. Kelebihan sistem tersebut adalah akan banyak CO2 yang terserap mikroalga.

Baca Juga

Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (14/1/2023), mengatakan, pada tahap pertama, budi daya mikroalga dilakukan di Rumah Alga seluas 180 m2 dengan kapasitas 10 ribu liter dan di lahan seluas 252 m2 dengan kapasitas 15 ribu liter. Pengembangan terus dilakukan dengan penyiapan lahan untuk tahap kedua seluas 525 m2 yang diharapkan akan mencapai kapasitas hingga 100 ribu liter, sehingga total lahan untuk rumah mikroalga seluas 957 m2.

Kata Vita, selain bermanfaat untuk mengurangi emisi karbon, berdasarkan kandungan dan fungsinya, alga juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik. Sedangkan dengan diversifikasi berdasarkan biomekanismenya, alga dapat digunakan sebagai medicated cosmetic dan bahan sediaan herbal untuk farmasi.

"Melihat dari sisi ekonomis, selain untuk dekarbonisasi, pengembangan mikroalga ke depannya diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pengembangan ekonomi masyarakat," ujar Vita.

Budi daya mikroalga di Pabrik Cilacap merupakan kerja sama antara SBI dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Matching Fund Dikti sejak 2021. Dalam kerja sama tersebut, Pusat Studi Energi UGM melalui Center Of Excellence for Microalgae Biorefinery menyuplai bibit alga untuk dibudidayakan di lahan dan fasilitas infrastruktur yang disediakan oleh SBI.

Selain itu, SBI juga turut menyediakan sumber daya manusia dan bersama dengan Matching Fund Dikti memberikan dukungan dana untuk menyukseskan prgram budidaya mikroalga tersebut.

Mikroalga merupakan jasad renik yang termasuk tumbuhan bersel tunggal dan berkembang biak sangat cepat dengan daur hidup relatif pendek. Organisme itu memiliki kemampuan melakukan fotosintesis dengan CO2 dan menghasilkan oksigen. Oleh karena itu, mikroalga dikenal sebagai salah satu penyumbang oksigen di dunia.

Sementara itu, Direktur Center Of Excellence for Microalgae Biorefinery Pusat Studi Energi UGM Arief Budiman mengapresiasi inisiatif pengembangan budi daya mikroalga sebagai bukti komitmen dan langkah nyata perusahaan dalam menurunkan emisi CO2. "Ini merupakan terobosan yang sangat bagus dalam dunia industri, khususnya industri semen seperti SBI, dengan memanfaatkan mikroalga untuk menyerap CO2 (karbondioksida) di lingkungan operasional perusahaan," ujar Arief.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement