REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) memulai tahun ini dengan menggarap dua proyek infrastruktur air berupa proyek irigasi. Dua proyek ini berada di wilayah Indramayu dan Bogor untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo menyatakan, proyek dengan nilai kontrak Rp 243 miliar ini bertujuan untuk mengairi sawah seluas 15.340 hektare dan mengatur waktu penyimpanan pasokan air warga pada saat kering atau musim kemarau.
“Proyek irigasi Rentang ini sebagai pendukung ketahanan pangan dan mengalirkan kebutuhan air bagi masyarakat sekitar khususnya di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,” ujar Tjahjo melalui keterangan, Selasa (10/1/2023).
Proyek ini akan dilaksanakan selama 1.095 hari hingga 2026 dengan penerapan teknologi telemetri dan telekontrol yaitu sebuah teknologi pengukuran dan pengendalian dalam proses konstruksi. Tugas utama Hutama Karya dalam proyek ini berkaitan dengan pekerjaan saluran, pekerjaan struktur, dan pekerjaan hydromechanical pada struktur pintu air.
“Skema dan strategi harus matang dipersiapkan guna penyelesaian proyek tepat waktu dan tepat mutu, sehingga dapat memajukan ketahanan pangan di Indonesia,” ujar Tjahjo.
Selain proyek Irigasi, Hutama Karya juga mulai mengerjakan pembangunan Groundsill 5 dan 6 Sungai Cipamingkis tahap II melalui kerja sama dengan PT Basuki Rahmanta Putra melalui KSO Basuki-Hutama dengan porsi Hutama Karya sebesar 49 persen.
Tjahjo menyampaikan, nilai kontrak pekerjaan groundsill ini sebesar Rp 221 miliar dengan target proyek selesai pada Desember 2023 yang meliputi pekerjaan dengan lebar sungai 71.921 meter kali panjang 106 meter.
“Tujuan pembangunan Groundsill 5 dan 6 Sungai Cipamingkis tahap II ini untuk melindungi Bendung Cipamingkis baru, mengendalikan gerusan air pada dasar sungai yang cenderung curam, serta suplai air irigasi untuk kebutuhan lahan persawahan sekitar 7.500 Ha untuk masyarakat sekitar khususnya di Kabupaten Bogor dan Bekasi,” ungkap Tjahjo.
Modernisasi Irigasi Rentang dan pembangunan proyek Groundsill 5 dan 6 Sungai Cipamingkis ini diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar, menjaga lingkungan sekitar dari kerusakan tanah, dan menjamin ketersediaan air di musim kemarau. Kedua proyek ini juga semakin memperkuat portofolio Hutama Karya dalam membangun infrastruktur air.