Selasa 10 Jan 2023 11:59 WIB

JK: Peranan Ekonomi Umat Islam tidak Seimbang dengan Jumlahnya

JK menilai tantangan umat Islam adalah meningkatkan peranan memajukan ekonomi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla saat menghadiri Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-25 Universitas Paramadina, Selasa (10/1/2023). Menurut JK, meski penduduk mayoritas, tetapi peran umat Islam belum seimbang dalam kegiatan ekonomi keumatan.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla saat menghadiri Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-25 Universitas Paramadina, Selasa (10/1/2023). Menurut JK, meski penduduk mayoritas, tetapi peran umat Islam belum seimbang dalam kegiatan ekonomi keumatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) mengingatkan peran umat Islam di Indonesia dalam meningkatkan kemajuan di bidang ekonomi. Menurut JK, meski penduduk mayoritas, tetapi peran umat Islam belum seimbang dalam kegiatan ekonomi keumatan.

"Terjadi kepincangan bangsa ini, Islam yang 88 persen dari penduduk Indonesia, itu tentu dalam kegiatan ekonomi tidak seimbang dengan jumlahnya. Teman-teman kita yang Tionghoa jauh lebih besar," kata JK saat menghadiri Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-25 Universitas Paramadina, Selasa (10/1/2023).

Baca Juga

Karena itu, JK menilai tantangan umat Islam Indonesia ke depan adalah meningkatkan peranan dalam kemajuan ekonomi. Untuk itu, kata JK, perlu dimunculkan jiwa-jiwa pebisnis di antara umat Islam.

Apalagi menurut JK, kehidupan dan praktik keagamaan umat Islam di Indonesia sudah sangat baik. Hal ini menurutnya, menjadi modal untuk umat Islam berperan dalam kemajuan ekonomi.

"Karena pikiran-pikiran keagamaan, praktik-pratik keagamaan sudah sangat bagus dan sudah yang terbaik. Masjid di Indonesia terbanyak di dunia, ada 800 ribu lebih, ini suatu jumlah yang banyak," ungkapnya.

Kondisi ini berbeda dengan umat Islam di negara lain, khususnya di Timur Tengah yang mengalami pergolakan. "Banyak terjadi di Timur Tengah yang penuh dengan gejolak dan konflik, kita bersyukur alhamdulillah enggak ada konflik. Jadi apa yang perlu kita lakukan? Ya bagaimana kita menjaga umat Islam ke depan," ujar Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement