Rabu 28 Dec 2022 21:53 WIB

Optimalisasi Pipa Blok Rokan Perkuat Kinerja Pertagas dan Sinergi dengan PHR

sinergi antara Pertagas dan PHR kunci pengaliran minyak di Blok Rokan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto udara Central Gathering Station (CGS) 10 di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, Jumat (19/8/2022). PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang telah setahun mengelola Blok Rokan berhasil mencatatkan tingkat produksi rata-rata sekitar 162 ribu BOPD (barel minyak per hari) bulan berjalan, jauh lebih baik dibandingkan prediksi sebesar 142 ribu BOPD jika tidak melakukan kegiatan masif dan agresif serta lebih tinggi daripada angka produksi saat alih kelola sebesar 158,5 ribu BOPD, dan juga berhasil memperpendek waktu pengeboran hingga produksi awal atau Put On Production (POP) dari 15-22 hari menjadi 15 hari untuk area operasi Sumatra Light Oil (SLO) dan dari 35-40 hari menjadi 15 hari untuk area operasi Heavy Oil (HO).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Foto udara Central Gathering Station (CGS) 10 di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, Jumat (19/8/2022). PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang telah setahun mengelola Blok Rokan berhasil mencatatkan tingkat produksi rata-rata sekitar 162 ribu BOPD (barel minyak per hari) bulan berjalan, jauh lebih baik dibandingkan prediksi sebesar 142 ribu BOPD jika tidak melakukan kegiatan masif dan agresif serta lebih tinggi daripada angka produksi saat alih kelola sebesar 158,5 ribu BOPD, dan juga berhasil memperpendek waktu pengeboran hingga produksi awal atau Put On Production (POP) dari 15-22 hari menjadi 15 hari untuk area operasi Sumatra Light Oil (SLO) dan dari 35-40 hari menjadi 15 hari untuk area operasi Heavy Oil (HO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Gas (Pertagas) terus tancap gas untuk mengoptimalkan utilisasi pipa minyak dari blok Rokan yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Sejak mulai mengalirkan gas perdana pada bulan Februari 2022, hingga pekan terakhir Desember ini, pipa minyak Rokan telah berhasil mengalirkan minyak hingga 160 ribu Barrel Oil Per Day (BOPD). Optimalisasi pipa Rokan ini akan semakin memperkuat kinerja Pertagas sebagai anak usaha PT Perusahan Gas Negara Tbk (PGN), subholding gas PT Pertamina (Persero).

Direktur Utama Pertagas Gamal Imam Santoso mengatakan, sinergi antara Pertagas dan PHR merupakan kunci keberhasilan pengaliran minyak dari blok Rokan menuju kilang minyak di Dumai. Hal tersebut terutama selama fase transisi dari pipa lama menuju pipa baru Rokan yang dibangun oleh Pertagas sejak tahun 2021.

“Kami berterima kasih atas dukungan dan sinergi yang sangat solid dengan PT PHR, sehingga proses peralihan minyak Rokan dari pipa lama ke pipa baru berjalan dengan baik. Optimalisasi pipa minyak Rokan ini tentunya akan berdampak positif terhadap fundamental bisnis Pertagas dalam jangka panjang,” jelas Gamal Iman Santoso dalam keterangannya, Rabu (28/12).

Gamal menyampaikan, penyelesaikan pembangunan pipa minyak Rokan yang sesuai jadwal juga menjadi komitmen perusahaan untuk mendukung produksi dan kinerja PHR. Apalagi sebagai salah satu sumber utama produksi minyak nasional, Blok Rokan memiliki peran strategis dalam memenuhi target produksi minyak di dalam negeri.

“Kami akan menjaga kinerja pipa minyak Rokan agar beroperasi secara optimal, sehingga setiap kenaikan produksi minyak dari blok Rokan dapat segera disalurkan menuju kilang di Dumai. Sinergi antar Subholding Pertamina ini juga menjadi bukti nyata konsistensi Pertamina dalam penyaluran energi untuk ketahanan energi nasional,” kata Gamal menambahkan.

Pipa minyak Rokan dibangun dalam dua koridor. Yaitu koridor Balam-Bangko-Dumai dan koridor Minas-Duri-Dumai. Total panjang pipa mencapai kurang lebih 367 KM dengan ukuran 4 inch hingga 24 inch. Pipa ini melintas di lima Kabupaten/ Kota di Provinsi Riau yakni Dumai, Bengkalis, Siak, Kampar, dan Rokan Hilir.

Pembangunan pipa minyak Rokan merupakan salah satu momentum baru proyek infrastruktur pipa minyak dan gas di lingkungan PGN. Pasalnya, pada proyek ini Pertagas mampu melakukan efisiensi biaya proyek hingga senilai 150 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,1 triliun. Dari rencana biaya awal sebesar 450 juta dolar AS, setelah melakukan berbagai kajian dan penghematan, proyek pipa minyak Rokan bisa diselesaikan dengan biaya 300 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement