REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Airnav Indonesia mencatat sudah melayani sebanyak 31.990 penerbangan selama libur Natal pada periode 19-26 Desember 2022. Angka tersebut merupakan penerbangan rute domestik dan internasional di 150 bandara.
“Pada puncak arus liburan dicatatkan paling banyak penerbangan terjadi pada 22 Desember 2022 dengan 4995 penerbangan," kata Direktur Utama Airnav Indonesia Polana B Pramesti dalam peenyataan tertulisnya, Selasa (27/12/2022).
Lima bandara dengan penerbangan pesawat udara terbanyak pada tanggal 22 Desember antara lain adalah Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta dengan 1026 penerbangan, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar dengan 385 penerbangan, dan Bandara Juanda, Surabaya dengan 287 penerbangan. Sementara Bandara Sultan Hasanuddin Ujung Pandang 272 penerbangan dan Bandara Mozes Kilangin, Timika dengan 225 penerbangan.
Polana menambahkan, rata-rata realisasi penggunaan slot penerbangan telah mencapai angka 80 persen dari kondisi normal. “Hal ini merupakan berita positif bagi dunia penerbangan di Indonesia, berharap ke depannya pandemi tidak lagi menjadi salah satu indikator penghalang bagi pertumbuhan pariwisata dari dan menuju Indonesia” jelas Polana.
Sedangkan untuk rute internasional, Polana mengatkan sudah mulai mendekati dari kondisi normal sebelum pandemi melanda dunia. Untuk pergerakan rute internasional saat ini sudah mencapai angka 69 persen.
"Bahkan, penerbangan lintas atau overflying sudah mencapai angka 81 persen dibandingkan dengan kondisi normal. Kami yakin, ke depan kondisi pergerakan rute internasional danoverflying akan semakin membaik seiring kesehatan pariwisata di industri penerbangan,” ujar Polana.
Polana memastikan pengecekan terhadap fasilitas dan peralatan navigasi penerbangan dilakukan secara berkala. Pengawasan flight plan dan fleksibilitas slot penerbangan dapat diakses melalui aplikasi berbasis daring yaitu web flight plan dan aplikasi CHRONOS.
Publikasi informasi aeronautika berupa notice to airmen (NOTAM) dan ASHTAM (gunung berapi) juga telah disiagakan bila ada kondisi darurat. “Kami memastikan telah merancang Contingency Plan untuk seluruh potensi gangguan keselamatan yang mungkin muncul mulai dari keadaan cuaca buruk, erupsi gunung berapi maupun gangguan keselamatan lainnya," jelas Polana.