Rabu 03 Jul 2024 19:35 WIB

Bos Garuda Curhat ke DPR Minta TBA Dinaikkan 

Maskapai merupakan industri dengan regulasi yang sangat ketat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra meminta dukungan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) agar mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menaikkan tarif batas atas pesawat. (ilustrasi).
Foto: Antara/Ampelsa
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra meminta dukungan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) agar mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menaikkan tarif batas atas pesawat. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra meminta dukungan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) agar mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menaikkan tarif batas atas (TBA) pesawat. Irfan menyampaikan industri maskapai saat ini mengalami tekanan dengan peningkatan harga avtur, suku cadang, hingga biaya restorasi pesawat. 

"Kita punya isu domestik menantang, (TBA) ini sudah dari 2019 tidak naik, tolong kementerian terkait bisa dipanggil untuk bantu Garuda, dibuka lagi TBA-nya," ujar Irfan saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/7/2024).

 

Irfan menjelaskan maskapai merupakan industri dengan regulasi yang sangat ketat. Hal ini memerlukan biaya yang besar untuk memenuhi ketentuan yang tertuang dalam regulasi tersebut. "Untuk ikut regulasi itu biayanya mahal, mesti ada sertifikasi, ikut kelas, tidak bisa langsung terbang," ucap Irfan. 

 

Irfan menyampaikan industri pesawat juga harus melindungi kepentingan penumpang. Irfan menyampaikan upaya peningkatan aspek keselamatan juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. "TBA kita tidak pernah naik dari 2019, cek dolar, avtur sekarang berapa, saya memang terus terang terbuka minta TBA ini dinaikkin supaya kita juga bisa napas," sambung Irfan. 

 

Irfan mengakui berterima kasih apabila Kemenhub telah memproses penyesuaian TBA. Namun, Irfan berharap keputusan kenaikan TBA dapat dilakukan dalam waktu dekat. "Ya saya berterima kasih, api lama sekali mengkajinya, dari sisi kita pelaku industri sudh selesai, tinggal jawaban iya atau tidak," kata Irfan.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement