REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melaunching sekaligus Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) yang merupakan transformasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Transformasi ini mengubah tugas dan fungsi yang sebelumnya berfokus pada penelitian dan pengembangan pertanian menjadi standardisasi instrumen pertanian.
BSIP sendiri terbentuk sesuai dengan terbitnya Perpres 117 Tahun 2022 tentang Kementerian Pertanian pada tanggal 21 September 2022. "Badan ini baru tapi sebenarnya nilai yang sangat hakiki dari hadirnya instrumen pertanian ini adalah sesuatu yang dibutuhkan besok harus makin modern. Oleh karena itu kita berharap Litbang sudah selesai memang tapi instrumen pertanian harus bisa lebih baik dari sebelumnya," ujar SYL di Hotel Sultan Jakarta, Jumat, 16 Desember 2022.
Menurut SYL, sektor pertanian merupakan sektor yang paling dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Karena itu, pertanian tidak mungkin bisa berkembang dengan baik apabila tidak ada litbang dan instrumen pertanian yang mengawalnya. Bahkan pertanian menjadi sektor yang paling strategis untuk pertahanan sebuah bangsa."Oleh karena itu kita launching hari ini instrumen pertanian untuk menuju sebuah proses penting dalam perjalanan kita membangun pertanian," katanya.
Yang terpenting, kata SYL, semua orang baik petani, akademisi maupun pejabat harus memiliki nilai yang sama, yaitu sama-sama mau membela bangsa dan negara. Apalagi kehadiran BSIP bisa menjadi modal yang sangat kuat dalam menjadikan pertanian sebagai solusi pasti dari berbagai persoalan dunia.
"Harus ada sesuatu yang bisa dihasilkan dan pertanian Indonesia itu harus lebih baik. Saya yakin ada kalian yang hebat, ada bupati, walikota dan gubernur yang hebat. Dan yang paling penting itu adalah semua pejabat harus menyentuh nilai bela negara semua warga kita harus menjadi pejuang bagi rakyat," katanya.
Kepala BSIP Kementan, Fadjry Djufry menegaskan bahwa komitmen pemerintah dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern akan terus menggelora. Salah satunya melalui program Agrostandar."Kami telah mencanangkan berbagai langkah dalam program agrostandar, mulai dari penguatan lembaga, penguatan kolaborasi dengan mitra, hingga pengelolaan produksi benih atau bibit terstandar," katanya.
Fadjry menambahkan, program agrostandar mencakup lima hal. Pertama transformasi dan reorientasi manajemen baik kelembagaan, SDM, budaya kerja, dan digital, kedua penguatan kolaborasi multimitra baik internal (Direktorat Jenderal Kementerian Pertanian) maupun eksternal (perguruan tinggi, pemerintah daerah, UMKM, pelaku usaha, petani, swasta, dan mitra internasional), ketiga model kawasan pertanian terstandar di seluruh Indonesia untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
"Keempat unit produksi benih/bibit terstandar (UPBS) untuk mendukung perbenihan dan kelima terbentuknya Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro)," jelasnya.