Kamis 15 Dec 2022 13:02 WIB

The Fed Indikasikan Kenaikan Suku Bunga Hingga 5,25 Persen hingga 2023

Bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan ke level tertinggi dalam 15 tahun.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
The Federal Reserve
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
The Federal Reserve

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve memperkuat pertarungan melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga utama untuk ketujuh kalinya tahun ini. Gubernur Fed, Jerome Powel memberi sinyal masih lebih banyak kenaikan kedepannya, meski cenderung akan lebih kecil dari sebelumnya.

"Suku bunga yang lebih tinggi masih diperlukan untuk sepenuhnya menjinakkan serangan inflasi terburuk yang menyerang ekonomi dalam empat dekade," katanya dilansir AP, Rabu (14/12/2022).

Baca Juga

Bank sentral menaikkan suku bunga acuan setengah poin ke kisaran 4,25 persen hingga 4,5 persen, level tertinggi dalam 15 tahun. Meskipun lebih rendah dari kenaikan tiga perempat poin sebelumnya.

Langkah itu akan semakin meningkatkan biaya pinjaman konsumen dan bisnis serta risiko resesi. Lebih mengejutkan, para pembuat kebijakan memperkirakan suku bunga utama jangka pendek akan mencapai kisaran 5-5,25 persen pada akhir tahun 2023.

Itu menunjukkan bahwa Fed siap untuk menaikkan suku bunganya dengan tambahan tiga perempat poin. Beberapa ekonom memperkirakan bahwa Fed hanya akan memproyeksikan kenaikan tambahan setengah poin.

Kenaikan suku bunga terbaru diumumkan satu hari setelah laporan inflasi yang cukup melegakan. Inflasi di Amerika Serikat melambat pada bulan November selama lima bulan berturut-turut. Peningkatan secara tahunan sebesar 7,1 persen, memang meski masih tinggi, tapi jauh di bawah puncak baru-baru ini sebesar 9,1 persen di bulan Juni.

"Data inflasi pada Oktober dan November menunjukkan penurunan yang disambut baik, tapi kita masih butuh lebih banyak untuk memberikan keyakinan bahwa inflasi berada pada tren penurunan yang berkelanjutan," katanya.

Dalam proyeksi yang baru direvisi, pembuat kebijakan Fed memperkirakan pertumbuhan yang lebih lambat dan angka pengangguran akan lebih tinggi untuk tahun depan dan 2024. Tingkat pengangguran diperkirakan melonjak menjadi 4,6 persen pada akhir tahun 2023, dari 3,7 persen hari ini.

Itu akan menandai peningkatan signifikan dalam pengangguran yang biasanya mencerminkan resesi. Konsisten dengan perlambatan tajam, para pejabat juga memproyeksikan bahwa ekonomi hampir tidak akan tumbuh tahun depan.

Ekonomi diproyeksi masih tumbuh meski hanya 0,5 persen, kurang dari setengah perkiraan yang dibuat pada bulan September. Meskipun Powell mengatakan menurutnya ekonomi masih dapat menghindari resesi, prakiraan ekonomi The Fed menunjukkan para pembuat kebijakan memperkirakan hilangnya pekerjaan akibat tingkat suku bunga yang lebih tinggi.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement