Selasa 06 Dec 2022 17:51 WIB

INA Jajaki Investasi Transisi Energi Hijau dengan Denmark

Total target investasi kedua pihak direncanakan bernilai hingga 500 juta dolar AS.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Energi hijau (ilustrasi). Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani kesepakatan Kerangka Kerja Investasi dengan Investment Fund for Developing Countries (IFU) dari Kerajaan Denmark.
Foto: istimewa
Energi hijau (ilustrasi). Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani kesepakatan Kerangka Kerja Investasi dengan Investment Fund for Developing Countries (IFU) dari Kerajaan Denmark.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani kesepakatan Kerangka Kerja Investasi dengan Investment Fund for Developing Countries (IFU) dari Kerajaan Denmark. Kesepakatan tersebut dilakukam untuk menjajaki peluang investasi demi mendorong transisi energi hijau dan mendukung pembangunan sosial yang inklusif di Indonesia.

"Kesepakatan ini mencakup prospek investasi bersama dalam energi terbarukan, air, pengelolaan limbah, dan ekonomi sirkular lainnya," kata Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (6/12/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, total target investasi kedua pihak direncanakan bernilai hingga 500 juta dolar AS. IFU dan INA berambisi untuk menawarkan modal bagi proyek-proyek hijau dan berkelanjutan dengan Kontribusi masing-masing sekitar 100 juta dolar AS.

Dengan kekuatan yang dimiliki, Ridha mengatakan kedua pihak akan bersama-sama mencari co-investor potensial lainnya untuk turut berkontribusi dalam memenuhi selisih total target investasi tersebut. Kesepakatan Kerangka Kerja Investasi yang ditandatangani hari ini (6/12/2022) juga menandai kesepakatan investasi pertama antara INA dan entitas Skandinavia yang terkenal memiliki standar lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) tinggi.

IFU dengan rekam jejaknya yang telah terbukti dalam rantai nilai energi terbarukan. Dengan begitu dapat menjadi mitra yang kuat bagi Indonesia dalam hal transisi energi hijau.

Ridha menuturkan, kesepakatan tersebut sejalan dengan komitmen INA untuk menarik dan bermitra dengan investor global guna mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Hal tersebut menurutnya juga menunjukan kepercayaan dan optimisme kepada INA dan Indonesia, tidak hanya dalam mempromosikan investasi hijau tetapi dalam hal mengimplementasikan aspek operasionalisasi dan tata kelola dengan standar kelas dunia.

"Kami menyambut baik kehadiran IFU sebagai mitra global untuk membantu mempromosikan investasi hijau di Indonesia, serta membawa negara ini sejalan dengan mekanisme transisi energi yang berkeadlian sesuai standar global," jelas Ridha.

Ridha menambahkan, kesepakatan tersebut menandai langkah positif dalam mendukung komitmen Indonesia dalam memenuhi target netral karbon 2060. INA optimistis kesepakatan tersebut tidak hanya akan memberikan keuntungan yang optimal dengan risiko yang sesuai bagi pihak-pihak yang  terlibat, tetapi juga dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan yang inklusif bagi Indonesia dalam jangka panjang.

CEO IFU Torben Huss mengatakan, penandatangan perjanjian tersebut merupakan satu langkah lagi dalam upaya kami untuk mendukung transisi hijau. Huss menyebut, kemitraan dengan INA menyediakan platform yang ideal untuk membantu perusahaan swasta terlibat dalam menciptakan ekonomi Indonesia yang lebih hijau dan memungkinkan investor swasta untuk meningkatkan investasinya dengan keuntungan ganda karena bisnis tetap menguntungkan sambil mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Kami berharap kerja sama dengan INA dan Indonesia akan membawa banyak manfaat," ucap Huss.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement