REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Puri Sentul Permai Tbk menargetkan membangun 30 hotel di kawasan rest area tol Trans Jawa hingga Banyuwangi. Puri Sentul menilai prospek bisnis hotel di rest area cukup menjanjikan seiring ramainya pengguna jalan tol.
Direktur Utama Puri Sentul Permai Xaverius Nursalim mengatakan, pembangunan ini dilakukan setelah diterbitkannya izin pemerintah melalui Permen PUPR Nomor 28 pada September 2021.
“Alasan kami fokus pada penyediaan hotel di rest area karena letak geografis yang sama dengan bisnis hotel yang sudah kami bangun yakni Kedaton 8 hotel lokasi pinggir tol. Kesempatan pengembangan ini sangat besar. Mudah-mudahan dalam waktu lima tahun kita bisa tambah di atas 30 hotel,” ujarnya dalam siaran pers, Ahad (30/10/2022).
Xaverius menyebut kebutuhan hotel transit diproyeksikan tumbuh baik dari masyarakat yang sedang dalam perjalanan jauh maupun untuk menopang pariwisata. “Hotel transit di jalan tol punya peluang yang luar biasa. Ini yang belum banyak diintip orang, peluang yang tidak boleh diabaikan,” ucapnya.
Menurutnya, nilai investasi yang diperlukan berkisar Rp 5 miliar-Rp 6 miliar per hotel, dengan asumsi maksimal 20 kamar dan satu lounge. Adapun dalam waktu dekat, perusahaan sedang menggenjot pembangunan lima hotel Kedaton8 (K8) Xpress yang akan dibangun di rest area yang berbeda.
Ekspansi akan digelar secara bertahap, dengan target penambahan lima hotel hingga 2023 yang berlokasi di Jalan Tol Trans-Jawa. Puri Sentul Permai mengklaim sebagai pelopor hotel rest area dengan pengoperasian K8 Xpress Hotel pada Maret 2022, berlokasi di rest area KM 19 ruas tol Jakarta–Cikampek.
Menurutnya, pengunjung sudah cukup ramai dengan tingkat okupansi sekitar 50 persen. Adapun K8 Xpress Hotel memiliki 12 kamar dan dua ruang pertemuan dengan operasional berbasis teknologi manless check-in dan sistem nontunai.
Untuk memuluskan rencana ekspansi tersebut, perusahaan sedang menggalang dana di pasar modal melalui penawaran umum saham perdana.
Komisaris Utama Puri Sentul Permai Au Bintoro mengatakan, penawaran umum saham perdana mendapatkan animo positif dari pelaku pasar. Menurutnya, ada 4.435 investor yang ikut berpartisipasi dalam masa penawaran awal yang digelar 20-26 Oktober 2022.
Melalui penawaran umum tersebut, perusahaan berpotensi mengumpulkan dana sebesar Rp 37,5 miliar, dengan menawarkan harga Rp 150 per lembar saham. Merujuk prospektus awal, penawaran umum saham perdana menawarkan sebanyak-banyaknya 250 juta saham baru.
Jumlah itu setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum saham perdana dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Harga penawaran saat masa book building berkisar antara Rp 140 sampai Rp 160 per saham, sehingga berpotensi menghimpun dana Rp 35 miliar sampai Rp 40 miliar.
PT Victoria Sekuritas Indonesia akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia berlangsung pada 7 November 2022.