REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem, PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) melaporkan kinerja keuangan per akhir kuartal III-2022. Konsisten berkolaborasi dengan ekosistem, Bank Jago melanjutkan pertumbuhan yang solid dengan risiko kredit yang terjaga.
Sejumlah kolaborasi baru yang terjadi pada tahun ini mendorong jumlah nasabah funding Bank Jago mencapai 4,2 juta nasabah pada akhir September 2022. Jumlah ini tumbuh tiga kali lipat dalam sembilan bulan, dibandingkan akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah.
"Bank Jago percaya kolaborasi adalah cara yang efektif untuk memberikan produk dan layanan keuangan kepada nasabah serta membuat kami bertumbuh cepat dan efisien. Kami akan terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada maupun yang baru," ujar Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar.
Sepanjang tahun ini Bank Jago telah melakukan sejumlah kolaborasi baru. Terakhir, Bank Jago meningkatkan kolaborasi dengan Grup GoTo dengan memberikan pendanaan pada produk GoPayLater Cicil. Ini merupakan produk pinjaman digital terbaru dari Tokopedia.
Bank Jago juga memperdalam kolaborasi bersama GoTo Financial dengan mengintegrasikan layanannya ke dalam aplikasi GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Kedua kolaborasi ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan Gojek dan GoTo Financial yang dimulai sejak 2021 lalu.
Peningkatan jumlah nasabah mendorong penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) terutama pada produk tabungan dan giro (current account, savings account/CASA) tumbuh kuat. CASA meningkat 422 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 5,14 triliun, sedangkan deposito tumbuh 38% menjadi Rp 2,14 triliun. Hal ini membuat struktur biaya dana semakin membaik yang tercermin pada rasio CASA terhadap total DPK mencapai 71 persen. Secara keseluruhan DPK yang dihimpun hingga kuartal III-2022 mencapai Rp 7,28 triliun, tumbuh 186% secara yoy.
Bermodalkan porsi CASA yang besar, Bank Jago berhasil menjaga beban bunga dan beban syariah rendah, yakni Rp101 miliar per kuartal III-2022, naik 166 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago tumbuh lebih tinggi, yakni meningkat 205 persen menjadi Rp 1,08 triliun per kuartal III-2022. Maka pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tercatat Rp 984 miliar atau tumbuh 210 persen secara tahunan.
Pendapatan bunga dan pendapatan syariah didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 119 persen menjadi Rp 8,16 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,73 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tinggi ditopang oleh kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending).
Salah satu kolaborasi partnership lending terbaru adalah dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas terkemuka Carsome Indonesia dan Moladin. Hingga akhir September 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 38 institusi, termasuk 32 mitra untuk partnership lending.
Pola partnership lending membuat Bank Jago ekspansif dalam menyalurkan kredit dengan menjaga pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Ini terlihat pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bruto yang berada di level 2,1 persen atau berada di bawah rata-rata industri perbankan.
Kombinasi struktur dana yang baik, pertumbuhan kredit yang tinggi, dan risiko kredit yang terjaga berdampak positif pada perolehan laba bersih setelah pajak hingga kuartal III-2022 sebesar Rp 41 miliar, berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat rugi.
"Hingga September 2022 kami berada pada jalur yang tepat menuju pertumbuhan yang solid. Di sisi lain kami tetap mencermati perkembangan ekonomi global dan dalam negeri agar kami dapat melakukan antisipasi dan terus mendorong pertumbuhan kinerja Bank Jago yang sehat dan berkelanjutan di tahun mendatang," ujar Kharim.
Hingga akhir September 2022, rasio likuiditas atau loan to deposits ratio (LDR) Bank Jago tercatat pada 112 persen. Sementara pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat berada pada 10,5 persen dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 97 persen. Rasio-rasio ini cukup kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Secara keseluruhan aset Bank Jago tercatat sebesar Rp 15,82 triliun, tumbuh 44,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.