Senin 17 Oct 2022 19:55 WIB

Wamen BUMN: Manfaatkan Tren Digitalisasi untuk Terus Berkembang

Indonesia termasuk negara yang cepat dalam melakukan adopsi digital di masa pandemi

Rep: m nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Wakil Menteri (Wamen) BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Foto: istimewa
Wakil Menteri (Wamen) BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Wakil Menteri (Wamen) BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Dengan ekonomi digital yang diproyeksikan tumbuh hingga Rp 4.500 triliun pada 2030, ucap Kartika, Indonesia memiliki potensi dan sumber daya yang sangat besar untuk menjadi negara digital ekonomi yang terdepan.

Kartika menilai BUMN harus memanfaatkan momentum tren digitalisasi ini dengan membangun ekosistem digital agar bisa terus berkembang. Hal ini disampaikan Kartika saat menjadi pembicara dalam SOE International Conference di sesi diskusi panel II dengan tema "Economic Transformation through Digitalization: Impact to Nation’s Trade & Investment" di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).

Baca Juga

"Di sektor perbankan, kami melakukan inovasi melalui Livin’ by Mandiri, sebuah super app yang tidak hanya untuk transaksi perbankan tetapi juga bisa untuk membeli tiket pesawat, booking hotel, kereta api dan lain-lain. Indonesia bisa menciptakan ekosistem digital melalui super app. Untuk hal ini, kita boleh dibilang lebih maju dari negara lain," ujar Kartika.

Kartika menambahkan, Indonesia termasuk negara yang cepat dalam melakukan adopsi digital di masa pandemi. Saat ini, sudah semakin banyak warga Indonesia yang terbiasa memakai gawai dan juga belanja di e-commerce. Karena itu, pemerintah akan mendorong tren digitalisasi ini ke sektor industri.

"Kita sudah melihat upaya Telkom membangun BTS di daerah terpencil sebagai upaya untuk membuka akses telekomunikasi. Ini merupakan investasi di sektor back end. Hal ini tentunya

bertujuan untuk menciptakan ekosistem digital yang semakin merata di seluruh Indonesia," lanjut Kartika.

Kartika menambahkan, Telkom juga melakukan adopsi digital di masa pandemi dengan membuat aplikasi PeduliLindungi. Aplikasi ini bisa melacak orang yang positif Covid-19 dan terbukti sangat efektif. Adopsi digital yang dilakukan oleh Telkom dengan PeduliLindungi dan Mandiri dengan Livin’ merupakan bagian dari transformasi BUMN dan harus ditiru BUMN lain untuk terus tumbuh berkembang.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, sejak 2019 Kementerian BUMN telah melakukan transformasi terhadap BUMN. Saat ini, proses transformasi BUMN sudah mencapai 80 persen. Dalam 1,5 tahun ke depan, proses transformasi BUMN diharapkan sudah bisa mencapai 100 persen.

Erick mengungkapkan, dalam 3,5 tahun terakhir, pemasukan BUMN meningkat 18,8 persen menjadi Rp 2.295 triliun dan keuntungan konsolidasi melonjak 838 persen menjadi Rp 124,7 triliun.

CEO China International Capital Corporation Singapore Stephen Ng mengatakan ekonomi digital Cina terus meningkat. Pada 2012-2021, skala ekonomi digital Cina naik dari 1,5 triliun dolar AS menjadi 7 triliun dolar AS.

"Pemerintah Cina berkomitmen terhadap pengembangan ekonomi digital dengan membuat rencana lima tahun yaitu 2021-2025. Fokus utamanya adalah membangun jaringan telekomunikasi, sistem data nasional hingga sumber daya digital,” ujar Stephen.

Selain itu, lanjut Stephen, BUMN di Cina juga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan ekonomi digital dengan cara membangun pusat data serta internet 5G.

Presiden Microsoft Asia Ahmed Mazani menambahkan Microsoft mempunyai tanggung jawab untuk membantu negara di seluruh dunia dalam beradaptasi dengan digital. Ahmed memuji pemerintah Indonesia yang dianggap bisa mempercepat proses adopsi digital di masa pandemi.

Global Head Technology, Media & Telecommunication Boston Consulting Group Vaishali Rastogi mengatakan, adaptasi digital meningkat 20-30 persen di masa pandemi. Ini membuktikan bahwa terjadi perubahan yang masif dari praktik konvensional ke digital.

“Vietnam, Thailand, dan Indonesia jauh lebih maju dalam melakukan adaptasi digital. UMKM sudah melakukan transaksi secara digital dengan menjual barang melalui e-commerce dan juga pembayaran secara digital," kata Vaishali.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement