REPUBLIKA.CO.ID, KINTAMANI -- PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPCC menyatakan tahun ini belanja modal atau capital expenditure (capex) telah terealisasi Rp 24,31 miliar pada Semester I 2022, dari anggaran Rp 24,65 miliar. Untuk itu 2023, rencananya IPCC akan menggelontorkan capex sebesar Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar.
Direktur Keuangan dan SDM IPCC Sumarno mengatakan, pada 2022 hingga posisi terakhir capex IPCC hampir semua telah terealisasi. Anggaran terutama digunakan untuk sejumlah perbaikan.
Sumarno mengatakan yang menjadi concern utama IPCC adalah pelayanan. Dengan dioperasikannya dua terminal baru di Belawan dan Makassar maka perlu standarisasi di sana.
"Jadi untuk biaya-biaya perbaikan, sistem dan improvement kita masih masukan ke dalam biaya opex tahun ini," katanya dihadapan media, saat Media Gathering IPCC, di Bali, Kamis (22/9/2022).
Setelah pandemi Covid-19 yang kedepan kian membaik, berimbas juga pada kenaikan permintaan di IPCC. Sehingga tahun 2023, IPCC menganggarkan capex Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar.
"Dananya akan digunakan untuk perbaikan lapangan dan sistem. Juga untuk mendukung single billing. karena nanti port to portnya akan mendukung ke sana," katanya.
Direktur Utama IPCC Rio Theodore Natalianto Lasse menambahkan, pascacovid-19 IPCC memang mengalami peningkatan luar biasa. Ini dikarenakan traffic ekspor impor yang juga mengalami peningkatan.
Menurutnya ada dua hal yang membuat IPCC tumbuh cepat. Pertama perekonomian yang pulih pascapandemi Covid-19, membuat traffic permintaan meningkat.
"Kedua, beroperasinya beberapa terminal tambahan. Dengan beroperasinya Terminal Belawan (eks Pelindo I) dan Makassar (eks Pelindo IV), maka bisa dikatakan throughput yang lewat sana merupakan throughput melalui terminal IPCC," ujarnya.
Rio berharap ke depan secara nasional, semua distribusi kendaraan baik itu kendaraan pribadi maupun alat berat bisa di bawah pengendalian IPCC. Sementara secara global harapannya volume cargo handling di IPCC bisa melebihi negara lain.