Selasa 20 Sep 2022 17:40 WIB

Himbara: Prospek Penyaluran Kredit Sindikasi Menjanjikan Tahun Ini

Anggota Himbara Bank Mandiri jadi penguasa pasar pembiayaan sindikasi

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menilai prospek pembiayaan kredit sindikasi sangat menjanjikan pada tahun ini. Berdasarkan Bloomberg League Table Reports, sepanjang semester I 2022, kesepakatan sindikasi baru sebanyak 16 proyek dengan nilai 5,01 miliar dolar AS. Anggota Himbara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjadi penguasa pasar pembiayaan sindikasi dengan market share 22 persen. Hal ini sejalan berkurangnya kasus Covid-19 dan membaiknya perekonomian.
Foto: Republika/Prayogi
Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menilai prospek pembiayaan kredit sindikasi sangat menjanjikan pada tahun ini. Berdasarkan Bloomberg League Table Reports, sepanjang semester I 2022, kesepakatan sindikasi baru sebanyak 16 proyek dengan nilai 5,01 miliar dolar AS. Anggota Himbara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjadi penguasa pasar pembiayaan sindikasi dengan market share 22 persen. Hal ini sejalan berkurangnya kasus Covid-19 dan membaiknya perekonomian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menilai prospek pembiayaan kredit sindikasi sangat menjanjikan pada tahun ini. Berdasarkan Bloomberg League Table Reports, sepanjang semester I 2022, kesepakatan sindikasi baru sebanyak 16 proyek dengan nilai 5,01 miliar dolar AS.

Anggota Himbara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjadi penguasa pasar pembiayaan sindikasi dengan market share 22 persen. Hal ini sejalan berkurangnya kasus Covid-19 dan membaiknya perekonomian.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi AS Aturridha mengatakan peningkatan pembiayaan sindikasi di Indonesia menunjukkan respons pasar yang positif, optimisme, serta kepercayaan dari para investor terhadap ekonomi yang stabil dan bertumbuh.

“Prospek pembiayaan sindikasi sangat menjanjikan, dengan beberapa transaksi yang masih dalam proses dan iklim investasi yang masih baik dan dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujarnya kepada Republika, Selasa (20/9/2022).

Rudi melanjutkan, sebagai negara penghasil komoditas, juga berdampak positif bagi neraca perdagangan internasional Indonesia, sehingga kondisi ini diharapkan dapat mendorong keyakinan investor berinvestasi di Indonesia. Rudi menyebut tren pertumbuhan kredit sindikasi menunjukkan tren pertumbuhan, baik secara jumlah transaksi maupun secara volume nilai transaksi.

“Keikutsertaan Bank Mandiri dalam setiap deal sindikasi yang ada di Indonesia cukup dominan, sehingga membuat Bank Mandiri mampu memimpin League Table untuk Mandated Lead Arranger and Bookrunner untuk Indonesia Borrower Loan,” ucapnya.

Saat ini, lanjut Rudi, terdapat beberapa proyek sindikasi yang masih dalam proses pembentukan dan diharapkan mencatatkan hasil yang optimal pada 2022. Menurutnya, mengelola pipeline merupakan bagian dari keseharian bank yang diharapkan pipeline yang ada dapat mendukung target pencapaian Bank Mandiri.

Dia menyampaikan transaksi sindikasi biasanya ditandai dengan kebutuhan pendanaan yang besar dan hal ini terlihat dari sektor-sektor yang memiliki nilai proyek yang besar atau industri yang menarik bagi para investor. Sejumlah sektor yang dimaksud di antaranya infrastruktur, perkebunan, dan energi.

“Selain itu, aset yang dinilai ramah lingkungan juga semakin diminati oleh pasar, terutama green energy dalam bentuk pembiayaan hijau,” pungkasnya

Anggota Himbara lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berupaya mendorong pembiayaan sindikasi di tengah-tengah Pandemi Covid-19. Hal ini seiring dengan kecukupan modal, likuiditas serta besarnya potensi pembiayaan korporasi berkualitas tinggi.

Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan pada kisaran 3,7 persen hingga 4,5 persen akan menjadi modal optimisme pemulihan perekonomian nasional dan ekspektasi pelaku ekonomi pada 2021. 

“Kami cukup yakin dengan bekal kapasitas dan kecakapan perseroan dalam menciptakan peluang-peluang baru kerja sama kredit sindikasi ke depan. Hal ini sejalan dengan strategi bisnis kami yang fokus pada penyaluran kredit debitur korporasi Top Tier. Proyek hijau atau green loan juga terus menunjukkan kebutuhan pembiayaan ticket size besar sekaligus berkualitas sehingga menjadi motor pendorong kinerja kredit sindikasi BNI,” katanya.

Pada tahun depan, perseroan berharap pertumbuhan kredit akan sejalan dengan target industri perbankan. Pembiayaan sindikasi pun akan menjadi salah satu pendorong pencapaian target di tengah masa pemulihan ekonomi yang lebih baik pada tahun depan.

“Kami pun melihat potensi bisnis pembiayaan sektor-sektor yang menunjukkan pemulihan secara cepat pasca pandemi Covid-19 antara lain kesehatan, telekomunikasi, konstruksi, infrastruktur, energi dan manufaktur,” ucapnya.

Adapun partisipasi kredit sindikasi tertinggi ditorehkan oleh Bank Mandiri dengan capaian 1,93 miliar dolar AS. Bank pelat merah ini terlibat sebagai mandated lead arranger 25 kesepakatan sindikasi selama sekitar 8,5 bulan pertama tahun ini. Namun, capaian Bank Mandiri ini masih lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang berpartisipasi sebesar 3,17 miliar dolar AS dalam kredit sindikasi. 

Pada urutan selanjutnya, ada  BNI yang terlibat pada 11 kredit sindikasi dengan berpartisipasi sebesar 1,68 miliar dolar AS. Sama seperti Bank Mandiri, capaian BNI ini juga lebih kecil dari tahun lalu. Pada periode Januari-12 September 2021, bank ini berpartisipasi 2,16 miliar dolar AS dalam kredit sindikasi.

Posisi ketiga, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berpartisipasi  1,16 miliar dolar AS dari tujuh proyek sindikasi hingga 12 September 2022. atau meningkat 10,4 persen secara tahunan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement