REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri mencatat penjualan SR017 lebih tinggi dari target. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rudi As Aturridha mengatakan hasil perolehan penjualan di Bank Mandiri untuk SR-017 sampai dengan akhir penawaran adalah sebesar Rp 3,34 triliun, lebih tinggi target yang ditetapkan.
Masa penjualan SR017 telah berakhir dan laku terjual Rp 26,68 triliun dan lebih tinggi penjualannya dibandingkan penjualan SBR011 dan SR016. Rudi mengatakan, ini seiring dengan program pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah.
"Pemulihan kepercayaan investor terhadap pertumbuhan ekonomi di masa yang akan merupakan faktor utama yang menyebabkan minat masyarakat terhadap SR-017 cukup tinggi dibandingkan dua seri terakhir," katanya pada Republika, Ahad (18/9).
Selain itu, meningkatnya minat investor terhadap SR-017 juga diikuti oleh faktor imbal hasil SR-017 yang sangat menarik yaitu sebesar 5,9 persen. Imbal hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan seri-seri sebelumnya, di tengah likuiditas yang masih besar di pasar.
Rudi mengatakan, hasil penawaran SR-017 di Bank Mandiri dinilai sudah cukup baik. Hal tersebut dikarenakan jumlah nasabah yang berinvestasi juga bertambah 25 persen. Sebesar 18 persen diantaranya adalah nasabah yang baru berinvestasi.
"Volume investasinya juga bertambah dibandingkan penawaran sebelumnya," kata dia.
Ke depan, Bank Mandiri menilai SBN Ritel yang memiliki fitur aman dan relatif memiliki kecenderungan risiko relatif kecil memiliki potensi penjualan ke depan yang besar. Terutama terhadap investor ritel yang belum memiliki SBN Ritel.
Dari sekitar 40 ribuan nasabah ritel yang telah memiliki akun SBN Ritel di Bank Mandiri, terdapat potensi lebih dari 20 juta nasabah ritel yang menandakan ruang pertumbuhan cukup besar. Bank Mandiri juga mendorongnya melalui platform digital Livin'.
"Dengan pengembangan platform digital Livin’ Investasi yang sebentar lagi juga akan dibuka untuk penawaran SBN Ritel tentunya akan lebih mendukung penjualan seri-seri SBN Ritel berikutnya ke target segmen yang lebih luas," katanya.
Dari sisi jenis investor, penawaran terbanyak masih berasal dari generasi Baby Boomers. Namun hal tersebut juga sejalan dengan peningkatan transaksi nasabah ritel yang berkontribusi sebesar 45 persen dari total jumlah nasabah dan 20 persen dari total volume penjualan.