REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi pada penutupan perdagangan Senin (15/8/2022). IHSG melemah 0,50 persen ke level 7.093,27 setelah sempat dibuka menguat di awal perdagangan.
Pelemahan beberapa saham blue chip menjadi pemberat IHSG pada hari ini seperti EMTK yang terkoreksi 5,48 persen, HRUM terpangkas 4,25 persen, ANTM melemah 4,05 persen, hingga TLKM turun 2,30 persen.
Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan investor mencerna rilis sejumlah data ekonomi China yang memperlihatkan pemulihan ekonomi secara tak terduga melemah di bulan Juli seiring dengan meningkatnya penularan virus Covid-19 di berbagai kota.
"Sehingga hal ini menekan belanja konsumen dan dunia usaha, membuat prospek ekonomi menjadi suram serta memicu bank sentral (PBOC) secara tiba-tiba memangkas suku bunga," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (15/8/2022).
PBOC menurunkan 10 bps suku bunga fasilitas pinjaman Medium-Term Lending Facility bertenor 1 tahun senilai 400 miliar Yuan atau 9,3 miliar dolar AS menjadi 2,75 persen. PBOC juga menurunkan suku bunga 7-Day Repo Rate sebesar 10 bps menjadi 2,0 persen.
Di Jepang, ekonomi rebound lebih lambat dari perkiraan sehingga menimbulkan ketidakpastian apakah Konsumsi Rumah Tangga akan tumbuh cukup tinggi untuk menopang pemulihan ekonomi yang masih rentan.
Ekonomi Jepang ekspansi 2,2 persen yoy di kuartal 2022, menandakan pertumbuhan positif selama 3 kuartal beruntun namun masih di bawah nilai tengah (median) estimasi pasar yang sebesar 2,5 persen yoy. Ekonomi Jepang hanya tumbuh 0,1 persen yoy di kuartal II 2022 ketika ledakan kasus penularan virus Covid-19 memukul Belanja Rumah Tangga.
Dari dalam negeri, surplus Neraca Perdagangan Indonesia melonjak menjadi 4,22 miliar dolar AS di bulan Juli di banding surplus 2,60 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun lalu. Ekspor terbang 32 persen yoy di tengah penambahan kuota ekspor CPO.
Sementara impor membengkak 39,86 persen yoy di tengah kuatnya permintaan dalam negeri pasca pelonggaran kebijakan pembatasan sosial Covid-19.
Untuk 7 bulan pertama 2022, Neraca Perdagangan mencatatkan surplus 29,17 miliar dolar AS dengan ekspor dan impor masing-masing tumbuh 36,36 persen dan 29,38 persen.