Sabtu 13 Aug 2022 16:09 WIB

Bos Garuda Ungkap Faktor yang Bikin Kinerja Tumbuh Positif

Capaian positif Garuda diraih salah satunya melalui optimalisasi cost structure

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Christiyaningsih
Pesawat Garuda Indonesia memasuki area apron saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar. Capaian positif Garuda diraih salah satunya melalui optimalisasi cost structure. Ilustrasi.
Foto: AMPELSA/ANTARA FOTO
Pesawat Garuda Indonesia memasuki area apron saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar. Capaian positif Garuda diraih salah satunya melalui optimalisasi cost structure. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perusahaan terus menunjukkan pertumbuhan kinerja yang positif dalam beberapa waktu terakhir. Menurut Irfan, capaian positif tersebut diraih salah satunya melalui optimalisasi cost structure dan restrukturisasi kinerja.

Irfan mengatakan, Garuda berhasil mencatatkan kinerja positif dari aspek pendapatan usaha selama tiga bulan terakhir. Secara bertahap, Garuda juga melakukan penambahan frekuensi penerbangan, khususnya pada rute-rute penerbangan dengan kinerja positif.

Baca Juga

"Hingga periode Agustus 2022, Garuda turut mencatatkan pertumbuhan frekuensi sebesar 32 persen dibandingkan periode Juni 2022. Per pekannya, Garuda mencatatkan rata-rata frekuensi penerbangan sebanyak 850 penerbangan," ujar Irfan saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2021 di Jakarta, Jumat (12/8/2022).

Garuda secara grup mencatatkan penurunan realisasi rugi hingga 224,14 juta dolar AS pada kuartal I 2022 atau menyusut 42 persen dibandingkan dengan kuartal I 2021 yang sebesar 385,36 juta dolar AS.

Hal ini disebabkan adanya penurunan beban usaha perusahaan pada awal 2022 yang tercatat 526,34 juta dolar AS pada kuartal pertama tahun ini, yang mana pembukuan beban usaha tersebut lebih rendah 25 persen dari catatan beban usaha tahun lalu yang sebesar 702,17 juta dolar AS.

"Penurunan beban usaha tersebut terimplementasikan pada sejumlah lini beban seperti biaya operasional penerbangan, pemeliharaan-perbaikan, umum-administrasi, beban bandara, pelayanan penumpang, operasional hotel, transportasi dan jaringan," kata Irfan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement