REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mitra Stania Prima (MSP), perusahaan di bawah Arsari Tambang, mencatat produksi timah logam sepanjang 2021 sebanyak 3.093 ton.
Chief Executive Officer (CEO) Arsari Tambang Aryo Djojohadikusumo mengatakan, penjualan bersih perseroan pada 2021 mengalami peningkatan seiring naiknya harga komoditas tersebut.
"Penjualan bersih mengalami kenaikan sebesar 74 persen dibanding tahun lalu disebabkan kenaikan harga komoditas timah dunia," kata Aryo di Jakarta, Senin (1/8/2022).
Menurutnya, penjualan timah logam yang diproduksi perseroan dilakukan di bursa timah Jakarta Future Exchange dengan tujuan ekspor didominasi Eropa, Amerika Serikat dan negara-negara Asia.
Aryo menyebut, kegiatan penambangan dilakukan di Blok Mapur, Desa Cit Kabupaten Bangka dan Blok Kepuh & Blok Penyak di Kabupaten Bangka Tengah.
"Kegiatan eksplorasi MSP 2021 di areal seluas 234 hektare dan telah melakukan pengeboran 27.774 meter di 979 titik," ujar Aryo.
Arsari Tambang memiliki beberapa anak perusahaan pertambangan, di antaranya PT Mitra Stania Prima, PT. Mitra Stania Kemingking dan PT Mitra Stania Bemban yang bergerak di bidang timah berlokasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
PT Mitra Stania Prima (MSP) merupakan perusahaan timah terintegrasi yang beroperasi di Bangka, Indonesia. Kegiatan MSP termasuk eksplorasi, eksploitasi, penambangan, pengolahan, peleburan, pemurnian, menjual serta mengekspor timah.
Selain itu, sebagai warga komunitas Bangka, MSP juga terlibat dalam program-program pengembangan komunitas. PT MSP adalah induk dari PT Mitra Stania Kemingking (MSK) dan PT Mitra Stania Bemban (MSB).