REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Manajer dana senior Eastspring Al-Wara Investments Chow Kim Seng mengatakan, Pasar keuangan Islam diharapkan memainkan peran besar dalam membantu dunia untuk menghilangkan karbon melalui penerbitan sukuk hijau.
Dia mengatakan Malaysia, bersama dengan negara-negara ASEAN lainnya, sedang mempercepat investasi berkelanjutan dan bertanggung jawab (SRI) untuk mencapai dampak positif dan pengembalian positif. "Status pemimpin global dalam keuangan Islam dengan demikian akan membuka jalan bagi pasar sukuk hijau untuk berkembang," katanya dalam sebuah pernyataan hari ini, dilansir dari laman Bernama pada Kamis (21/7/2022).
Chow mengatakan, investasi Syariah dan lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan (ESG) berusaha untuk mempromosikan perilaku yang bertanggung jawab, dan dengan demikian, memiliki prinsip yang tumpang tindih.
“Ini telah menyebabkan pasangan alami mereka dan memicu meningkatnya permintaan untuk solusi ESG Syariah di Malaysia dan di seluruh dunia,” katanya, seraya menambahkan bahwa Malaysia meluncurkan indeks ESG Syariah, FTSE 4Good Bursa Malaysia Shariah Index, pada 2021.
Sementara Nasdaq juga melihat daftar pertama dana yang diperdagangkan di bursa yang sesuai dengan Syariah dan ESG pada awal 2022.
“Pasar sukuk penting bagi ESG, mengingat telah tumbuh lebih besar dari pasar obligasi konvensional karena berbagai insentif yang diberikan oleh pemerintah Malaysia untuk mengembangkan pasar, termasuk perlakuan pajak preferensial bagi emiten dan investor,” kata dia.
Menurut Ernst & Young Consulting, Malaysia memimpin penerbitan sukuk SRI di antara negara-negara ASEAN+6, menyumbang 3,9 miliar dolar amerika atau 56 persen dari total penerbitan sukuk SRI ASEAN per November 2021 pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 278 persen antara 2016 dan 2020.
Dia mengatakan, penerbitan penting termasuk sukuk SRI hijau pertama di dunia oleh perusahaan Malaysia untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik skala besar pada 2017, dan sukuk keberlanjutan pertama di dunia oleh pemerintah pada 2021.
“Penerbitan perdana melalui kendaraan tujuan khusus ini sejalan dengan Kerangka Sukuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang baru-baru ini diluncurkan pemerintah,” ucapnya.