Senin 18 Jul 2022 17:51 WIB

IHSG Ditutup Positif, Top Gainers Hari Ini AALI hingga ARTO

Penguatan IHSG sejalan dengan indeks saham di Asia.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan berjalan di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Karyawan berjalan di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona positif pada perdagangan Senin (18/7/2022). IHSG menguat tipis sebesar 0,11 persen ke posisi 6.659,11 setelah sempat jatuh ke zona merah pada sesi kedua.  

Nilai transaksi yang terjadi pada perdagangan hari ini mencapai Rp 10,802 triliun. Beberapa saham yang menjadi top gainers antara lain AALI naik 5,75 persen, ARTO naik 5,33 persen, serta GGRM naik 1,11 persen. 

Baca Juga

Penguatan IHSG sejalan dengan indeks saham di Asia yang ditutup naik tipis di tengah pelemahan nilai tukar mata uang dolar AS. "Investor mengurangi spekulasi bank sentral AS (Federal Reserve) akan memperketat kebijakan moneter secara lebih agresif," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (18/7/2022). 

Kenaikan indeks dibatasi oleh antisipasi hasil pertemuan kebijakan bank sentral Eropa (ECB) dan bank sentral Jepang (BOJ) pada hari Kamis . Ketidakpastian menyelimuti pertemuan kebijakan ECB. ECB diprediksi akan memulai siklus pengetatan kebijakan moneter dengan kenaikian suku bunga sebesar 25 bps.

Sementara BOJ akan mengadakan pertemuan kebijakan di tengah kekhawatiran anjloknya nilai tukar mata uang Yen yang akan membuat biaya impor komoditas membengkak dan memperlebar defisit neraca perdagangan Jepang.

Meskipun demikian, investor berasumsi BOJ akan mempertahankan kebijakan moneter yang super longgar, menjadikan BOJ satu-satunya bank sentral utama di dunia yang tidak menaikkan suku bunga acuan.

Berkaitan dengan musim laporan keuangan kuartal II 2022, menurut riset, minggu ini investor akan mencerna rilis laporan keuangan dari sejumlah korporasi besar seperti Goldman Sachs, Bank of America, Netflix, Tesla dan Twitter.

Dari sisi makroekonomi, inflasi (CPI) Selandia Baru naik 7,3 persen YoY di kuartal II 2022, tertinggi dalam 32 tahun didorong oleh lonjakan biaya konstruksi dan harga sewa rumah. Kenaikan inflasi di kuartal II 2022 ini menyusul pertumbuhan 6,9 persen YoY di kuartal I 2022.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement