REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham Twitter melonjak tajam setelah Wall Street menilai platform media sosial tersebut memiliki kekuatan yang jelas dalam gugatannya terhadap bos Tesla Elon Musk. Musk pun diperkirakan akan kalah di persidangan.
Saham Twitter melompat hingga 7,9 persen menjadi 36,75 dolar AS. Para pelaku pasar memperkirakan Musk harus membayar Twitter atas penyelesaian substansial karena telah melanggar perjanjian akuisisi.
Musk dipaksa untuk membeli Twitter dengan harga yang disepakati yakni 54,20 dolar AS per saham. Broker AS Wedbush mengatakan banyak investor menyimpulkan pertarungan di pengadilan akan menghasilkan kemenangan bagi Twitter.
"Para ahli hukum melihat Twitter memiliki kekuatan penuh untuk bertempur di pengadilan Delaware setelah berbulan-bulan kegagalan ini," katanya Wedbush dilansir This Is Money, Rabu (13/7/2022).
Baca juga : Batalkan Kesepakatan, Elon Musk Bakal Rilis Medsos Saingi Twitter
Hindenburg Research menilai gugatan dari Twitter akan menimbulkan ancaman yang besar bagi kerajaan bisnis Musk. Sebelumnya, Hindenburg dengan Musk berselisih setelah memperingatkan ada risiko penurunan harga saham jika kesepakatan dibatalkan.
Twitter menilai dibatalkannya kesepakatan akuisisi berkaitan dengan 15,7 persen saham Musk di Tesla yang telah turun tajam dari puncaknya pada November 2021. Oleh sebab itu, Musk ingin keluar dari Twitter.
Dalam gugatan yang dilayangkan Twitter, Musk dituduh mempermainkan hukum kontrak Delaware. Musk juga dituduh suka berubah pikiran, menghancurkan dan mengganggu operasi Twitter, kemudian pergi begitu saja.