Sabtu 11 Jun 2022 00:04 WIB

GCRG: 1,2 Miliar Penduduk Dunia Sangat Rentan Terhadap Krisis Global

Konflik Rusia dan Ukraina sebabkan krisis global di berbagai belahan dunia

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Perempuan mengisi wadah plastik dengan air di komunitas Xidhinta di Somaliland, wilayah semi-otonom Somalia, pada 14 Maret 2022. Diperkirakan 13 juta orang menghadapi kelaparan parah di Tanduk Afrika sebagai akibat dari kondisi kekeringan yang terus-menerus, menurut PBB.
Foto: Daniel Jukes/ActionAid via AP
Perempuan mengisi wadah plastik dengan air di komunitas Xidhinta di Somaliland, wilayah semi-otonom Somalia, pada 14 Maret 2022. Diperkirakan 13 juta orang menghadapi kelaparan parah di Tanduk Afrika sebagai akibat dari kondisi kekeringan yang terus-menerus, menurut PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Global Crisis Response Group (GCRG) dalam Second Policy Brief mengungkapkan sebanyak 1,2 miliar penduduk dunia sangat rentan terhadap tiga krisis global yang disebabkan oleh konflik Rusia dan Ukraina. Tiga krisis tersebut yakni krisis pangan, energi, dan keuangan.

"Masing-masing kawasan dan sub kawasan memiliki situasi yang berbeda-beda dan terdapat beberapa negara yang jauh lebih rentan dibanding kawasan lain," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Sherpa GCRG Susiwijono Moegiarso dalam media briefing di Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Baca Juga

Ia pun mencontohkan beberapa negara di Afrika Sub-Sahara merupakan wilayah yang paling terdampak dan paling rentan. Dari hasil studi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diketahui sebanyak satu dari dua orang Afrika sangat terdampak dari ketiga krisis. Secara keseluruhan, wilayah ini khususnya terkena krisis keuangan, mengingat tingkat negara yang berisiko tinggi mengalami kesulitan utang.

Begitu pula dengan krisis pangan yang diperparah oleh kekeringan hebat di tanduk Afrika. Tak hanya Afrika, Susiwijono menuturkan wilayah Amerika Latin dan Karibia juga terpengaruh sangat besar sekali oleh ketiga krisis akibat konflik Rusia dan Ukraina, sehingga dihadapkan pada krisis biaya hidup yang terjadi hampir di 20 negara Amerika Latin.

Negara-negara di Timur Tengah terdampak sangat kuat oleh krisis energi dan keuangan. Bahkan kemiskinan ekstrem di daerah tersebut diperkirakan meningkat hingga 2,8 juta orang pada tahun ini. "Dengan demikian dampak konflik Rusia dan Ukraina hampir rata di berbagai kawasan," tambahnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan di kawasan Asia Selatan diperkirakan sebanyak 500 juta orang terdampak krisis pangan dan keuangan yang parah. Situasi diperburuk oleh parahnya gelombang panas yang mempengaruhi hasil panen di wilayah itu. Adapun wilayah Eropa Timur dan Asia Tengah sangat terpapar krisis energi dan keuangan, mengingat pentingnya pengiriman uang dan ekspor energi dari Federasi Rusia.

"Jadi memang semuanya dicatat oleh PBB beberapa kawasan memang kondisinya cukup mengkhawatirkan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement