Sabtu 04 Jun 2022 10:54 WIB

Indonesian Tobacco Kantongi Laba Bersih Rp 3,8 Miliar pada Kuartal I 2022

Raihan laba bersih ini tumbuh 94,4 persen dibandingkan kuartal I 2021.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Logo PT Indonesian Tobacco, Tbk.
Foto: Dok Indonesian Tobacco
Logo PT Indonesian Tobacco, Tbk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen tembakau iris, PT Indonesian Tobacco Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,8 miliar pada kuartal I 2022. Adapun realisasi ini tumbuh 94,4 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,9 miliar.

Direktur Utama Indonesian Tobacco, Djonny Saksono mengatakan, pencapaian laba bersih sejalan pendapatan bersih Rp 59,5 miliar pada kuartal I 2022. Perolehan ini naik 29,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 45,8 miliar.

Baca Juga

"Kinerja yang baik ini merupakan hasil dari pertumbuhan penjualan, perbaikan distribusi, dan pemerataan area penjualan yang diiringi dengan inisiatif perbaikan kualitas produk dan pengendalian biaya demi peningkatan kualitas performa keuangan dan perbaikan kinerja yang lebih baik secara berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (4/6/2022).

Emiten berkode saham ITIC itu juga berhasil melakukan perbaikan kinerja yang terwujud dalam peningkatan EBITDA sebesar 17,2 persen menjadi Rp 11,6 miliar pada kuartal I 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 Rp 9,9 miliar.

"Kinerja positif tersebut menjadi momentum perusahaan dapat bertumbuh lebih baik lagi dan bertahan lebih kuat pasca kondisi pandemi pada tahun-tahun mendatang," kata Djonny.

Djonny menyebut adanya perbaikan perekonomian dan kestabilan sosial politik di Indonesia dan perubahan keadaan dari pandemi Covid-19 menjadi endemi Covid-19 serta ditunjang paket stimulus yang diprakarsai oleh pemerintah pusat yang terus meningkatkan pemulihan ekonomi.

“Perusahaan berada pada posisi yang baik dengan momentum pertumbuhan yang solid dan pengendalian biaya yang kuat,” ucapnya.

Djonny menyampaikan, peningkatan permintaan akan produk ITIC yang semakin kuat, ditandai dengan naiknya volume penjualan pada kuartal I 2022 dibandingkan periode sebelumnya, yang mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan. Menurut Djonny, perusahaan tetap mempertahankan posisi pangsa pasar yang kuat di wilayah Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara, dan memanfaatkan potensi peluang pasar baru di Sumatera.

“Pada masa mendatang, perusahaan akan mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang maksimal. Adanya perubahan gaya hidup pasca pandemi Covid-19 dan kenaikan cukai pada awal 2022 akan memberikan dampak positif dan peluang bagi perusahaan,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement