REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya mendorong perluasan akses keuangan bagi masyarakat melalui pengembangan digitalisasi yang dibarengi dengan edukasi serta literasi. Hal ini untuk mendukung terwujudnya pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM).
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso berharap kampus bisa menjadi sentra untuk mengembangkan dan meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat."SDM yang dapat memahami digitalisasi dan berbagai inovasi teknologi lainnya, agar terwujud perluasan akses digital bagi UMKM," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (30/5/2022).
Menurutnya potensi digitalisasi ekonomi Indonesia hingga 2025 mencapai 146 miliar dolar AS atau tumbuh 20 persen per tahun. Maka itu, perkembangan teknologi serta penetrasi internet menuntut transformasi teknologi segala bidang, terutama industri keuangan.
"Kompleksitas produk dan layanan keuangan juga semakin tinggi dengan maraknya inovasi keuangan digital yang sangat masif terutama dalam bentuk transaksi financial technology termasuk perdagangan aset kripto pada masa mendatang," ucapnya.
Wimboh menyampaikan OJK mendukung upaya pemerintah melakukan akselerasi digital melalui edukasi untuk meningkatkan literasi digital dan mengurangi gap pemahaman masyarakat. Selain itu, sektor riil membutuhkan terciptanya SDM dengan kompetensi untuk menjawab kebutuhan pertumbuhan perekonomian baru pasca pandemi, khususnya di sektor jasa keuangan.
Melalui pelaksanaan kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret, OJK berharap UNS dapat semakin meningkatkan sinergi untuk mendukung terwujudnya literasi keuangan dan juga peningkatan kompetensi terkait sektor jasa keuangan dan teknologi digital bagi mahasiswa UNS.
“Implementasi sinergi kedua lembaga tersebut akan dilaksanakan dalam ruang lingkup antara lain edukasi Literasi dan Inklusi Keuangan, penelitian, pelaksanaan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dan berbagai kerja sama lain yang disepakati ke depannya,” ucapnya.