Senin 02 May 2022 09:56 WIB

Kuartal I 2022, Bank Permata Cetak Laba Rp 750,36 Miliar

Perolehan laba ini tumbuh 51,56 persen dibandingkan periode sama tahun 2021.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Bank Permata
Bank Permata

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Permata Tbk membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp 750,36 miliar pada kuartal I 2022. Adapun realisasi ini tumbuh 51,56 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 495,08 miliar.

Sementara itu, pendapatan operasional sebesar Rp 2,9 triliun atau tumbuh 21,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Hal ini membuat laba operasional sebelum pencadangan sebesar Rp 1,5 triliun.

Baca Juga

Pertumbuhan pendapatan operasional kontribusi dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar 4,2 persen dan pendapatan non-bunga mencapai 113,3 persen. Adapun realisasi itu sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit hingga akhir Maret 2022.

Sepanjang Januari – Maret 2022, perusahaan membukukan peningkatan aset sebesar 18,4 persen secara tahunan menjadi Rp 214 triliun. “Dengan pencapaian pendapatan operasional yang tumbuh pesat 21,9 persen dan pertumbuhan aset yang kuat, kinerja PermataBank terus membaik dan memperkuat posisinya dalam jajaran 10 bank terbesar di Indonesia,” ujar Direktur Utama Bank Permata Chalit Tayjasanant dalam keterangan resmi, Senin (2/4/2022).

Pada kuartal I 2022, perusahaan menyalurkan kredit sebesar Rp 129 triliun atau tumbuh 10 persen yoy. Peningkatan penyaluran kredit didorong oleh tumbuhnya kredit korporasi dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masing-masing sebesar 17,3 persen dan 22,7 persen.

Menurutnya perusahaan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan. Hal ini mengingat dampak pandemi masih terus berlanjut dan secara tidak langsung menyebabkan peningkatan risiko kredit inheren.

Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah sebesar 23,3 persen yoy terutama dikontribusi dari pertumbuhan giro sebesar 36,6 persen dan tabungan sebesar 15,6 persen.

Menurut Chalit, realisasi itu sesuai dengan strategi perusahaan dapat berfokus pada pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah. Hal itu sejalan rasio current account saving account (CASA) meningkat ke level 56,4 persen.  

Selain itu, perusahaan tetap menerapkan manajemen biaya operasional secara optimal tercermin dari perbaikan rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO), menjadi sebesar 72,5 persen atau membaik 9,8 persen yoy dibandingkan periode tahun lalu.

Menurutnya perusahaan memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai secara pruden. Rasio non-performing loan (NPL) coverage terjaga baik kisaran yang cukup konservatif sebesar 226 persen.

Rasio NPL gross pada Maret 2022 terjaga level 3,17 persen dan rasio NPL net 0,6 persen. Hal ini sejalan dengan kebijakan perusahaan untuk membukukan pencadangan kerugian kredit secara pruden dalam mengantisipasi potensi kerugian kredit. 

Rasio permodalan menjadi salah satu yang terkuat, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 33,1 persen dan 25,4 persen. Hal ini menjadi kunci pendorong bagi perusahaan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement