Selasa 30 Aug 2022 19:28 WIB

Bank Permata Kantongi Laba Bersih Rp 1,42 Triliun pada Semester I 2022

Realisasi laba bersih Bank Permata tumbuh hingga 71,5 persen yoy

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nasabah usai melakukan transaksi di mesin Anjungan Tunai Mandiri Bank Permata, Jakarta, PT Bank Permata Tbk. (BNLI) secara individual meraup laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,42 triliun pada semester I 2022. Adapun realisasi tersebut tumbuh 71,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama 2021 senilai Rp 833,4 miliar.
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Nasabah usai melakukan transaksi di mesin Anjungan Tunai Mandiri Bank Permata, Jakarta, PT Bank Permata Tbk. (BNLI) secara individual meraup laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,42 triliun pada semester I 2022. Adapun realisasi tersebut tumbuh 71,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama 2021 senilai Rp 833,4 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk. (BNLI) secara individual meraup laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,42 triliun pada semester I 2022. Adapun realisasi tersebut tumbuh 71,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama 2021 senilai Rp 833,4 miliar.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, raihan laba ditopang dari kenaikan pendapatan bunga sebesar 1,5 persen yoy, dari Rp 6,02 triliun menjadi Rp 6,11 triliun. Sementara itu, beban bunga  menyusut 10,9 persen yoy menjadi Rp 1,81 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih naik 7,1 persen yoy menjadi Rp 4,29 triliun.

Pada semester I 2022, bank bersandi saham BNLI ini menyalurkan kredit senilai Rp 117,22 triliun. Adapun realisasi ini tumbuh 11,5 persen yoy dari semula Rp 105,13 triliun. Hal yang sama dengan pembiayaan syariah tumbuh 12,5 persen yoy, dari Rp 15,5 triliun menjadi Rp 17,45 triliun.

Maka demikian, total aset yang dimiliki mengalami kenaikan sebesar 7,9 persen yoy menjadi Rp 229,79 triliun dari semula bernilai Rp 212,91 triliun. Kemudian pos liabilitas menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 171,72 triliun, naik 10,3 persen yoy dari sebelumnya Rp 155,67 triliun. 

Adapun kenaikan itu berasal dari dana murah atau current account saving account (CASA) berupa giro dan tabungan tumbuh 25,5 persen yoy dari Rp 80,37 triliun menjadi Rp 100,87 triliun. Lalu modal inti atau tier 1 yang dimiliki secara bank only juga merangkak 5,2 persen dari Rp 42,81 triliun menjadi Rp 45,06 triliun pada semester I 2022.

Dari sisi rasio keuangan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) berada level 3,11 persen (gross) dan 0,48 persen (net). Lalu net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) masing-masing sebesar 4,02 persen dan 74,20 persen.

Kemudian rasio profitabilitas return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) berada level 1,54 persen dan 6,41 persen. Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) naik dari 75,44 persen menjadi 77,66 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement