REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis prospek penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) akan bertumbuh dengan kondusif pada 2022. Prospek ini sejalan dengan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut di tahun ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pertumbuhan IPO juga didukung oleh beberapa indikator salah satunya kondisi ekonomi dalam negeri yang stabil. "Stabilitas ekonomi Indonesia relatif stabil di tahun 2022 ini," kata Nyoman, Kamis (21/4/2022).
Selain itu, kondisi pasar modal yang kondusif serta didukung oleh supervisi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kepercayaan stakeholder pasar modal tetap terjaga. Nyoman melihat minat perusahaan yang akan melakukan penggalangan dana juga masih relatif tinggi.
Indikator lainnya ialah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus menunjukkan pertumbuhan. Per 20 April 2022, IHSG telah menyentuh angka 7.227,36. Di samping itu, tren investor di pasar modal Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami yakin bahwa semua hal positif di atas turut memberikan optimisme tahun ini dapat lebih baik dari tahun sebelumnya," kata Nyoman.
Nyoman menambahkan, BEI senantiasa mendukung perusahaan-perusahaan untuk dapat menghimpun dana di pasar modal. Beberapa kemudahan telah diberikan bagi semua tingkatan perusahaan yang diwujudkan dengan berbagai penyesuaian peraturan dan penyusunan kajian terkait mekanisme pencatatan saham.
Nyoman berharap hal tersebut dapat menjadi booster, sehingga nantinya akan lebih banyak perusahaan yang dapat tercatat di BEI dengan kuantitas, kualitas dan nilai proceed yang lebih tinggi. Nyoman memastikan, semuanya dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan investor.
Dalam upaya meningkatkan literasi mengenai pasar modal, Bursa Efek Indonesia juga secara berkesinambungan melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan agar ke depannya dapat melakukan penggalangan dana di pasar modal Indonesia.
Sampai dengan 20 April 2022, sebanyak 17 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI. Hingga saat ini, terdapat 35 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.