REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) mempersiapkan proses distribusi pupuk subsidi berjalan lancar menjelang Lebaran. SVP Distribusi Pupuk Indonesia (PI), Syamsu Alamsah mengatakan, Pupuk Indonesia telah mengantisipasi kondisi lalu lintas menjelang Lebaran dengan melakukan distribusi ke daerah lebih awal.
"Kita mengantisipasi pendistribusian via darat dengan mengirimkan pupuk lebih awal. Sehingga untuk pasokan menjelang Lebaran, alhamdulillah tidak ada hambatan atau bisa dibilang aman," ujar Syamsu di Gedung Phonska, Jakarta, Rabu (20/4).
Syamsu menyampaikan, distribusi lebih awal merupakan langkah antisipasi perusahaan dalam menghadapi potensi kepadatan lalu lintas, kebijakan satu arah, hingga penerapan ganjil genap pada saat arus mudik Lebaran. Syamsu menyampaikan, pemerintah masih memperbolehkan distribusi pupuk menggunakan truk pada arus mudik dan arus balik lebaran.
"(Kebijakan satu arah) tentu ada pengaruhnya, makanya kita gunakan juga jalur non-tol. Selain itu, langkah antisipasinya ya kita mulai kirim dari sekarang," ucap Syamsu.
Tak hanya jalur darat, lanjut Syamsu, perusahaan juga memanfatkan jalur kereta api untuk distribusi pupuk, terutama sejumlah wilayah yang memiliki akses kereta api seperti di Jawa Barat.
Syamsu menambahkan, proses pendistribusian pupuk dengan kapal laut pun kembali normal setelah sempat terkendala akibat keterbatasan armada beberapa waktu lalu.
"Moda transportasi memang sempat terganggu yang mana kapal-kapal besar hilang, sekarang kapal-kapal besar, kapal kecil, kapal kontainer sudah ada dan semua kita pakai untuk mengirimkan pupuk dari lini 1 pabrik-pabrik ke pelabuhan-pelabuhan," ungkap Syamsu.
Syamsu menyampaikan, angka stok pupuk subsidi per 20 April 2022 sebanyak 805.157 ton, terdiri atas Urea 355.409 ton, NPK 242.247 ton, Organik 72.615 ton, SP-36 55.758 ton, ZA 79.128 ton.
Syamsu menyampaikan, perusahaan juga menerapkan sistem digitalisasi yang terintegrasi, salah satunya bernama Distribution Planning & Control System (DPCS). Selain DPCS, ucap Syamsu, ada beberapa sistem digitalisasi yang diterapkan perusahaan dalam menjamin pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi seperti Petroport yang mendigitalisasi pendistribusian via pelabuhan.
"Sistem ini memiliki fungsi pengawasan, pencatatan dan pelaporan, serta penentuan rekomendasi keputusan secara digital dan otomatis (automatic decision systems), sehingga dapat menghilangkan potensi demurrage atau denda akibat keterlambatan proses bongkar muat," kata Syamsu menambahkan.