Ahad 17 Apr 2022 21:54 WIB

5 Penyakit yang Paling Banyak Diklaim di Asuransi dan Alasannya

5 Penyakit yang Paling Banyak Diklaim di Asuransi dan Alasannya

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa

Tingkat pengguna asuransi kesehatan termasuk cukup tinggi di tanah air. Hal ini mencakup semua jenis asuransi kesehatan, baik itu BPJS Kesehatan yang merupakan program pemerintah maupun layanan asuransi kesehatan swasta lainnya. 

Tingginya jumlah pengguna asuransi kesehatan ini merupakan salah satu indikasi yang menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan kesehatan juga sudah semakin baik. 

Lalu, penyakit apa sebenarnya yang paling sering diklaim dalam asuransi kesehatan?

Berdasarkan data yang yang dirilis oleh sejumlah perusahaan asuransi, setidaknya ada 5 penyakit yang paling sering diklaim di asuransi kesehatan. Semua penyakit ini bahkan termasuk ke dalam jenis penyakit kritis dan tentunya beresiko menimbulkan kematian bagi penderitanya. 

Berikut ini adalah 5 penyakit yang paling sering diklaim di dalam asuransi kesehatan: 

  • Penyakit jantung.
  • Kanker.
  • Hipertensi,
  • Stroke.
  • Ginjal.

Fakta di balik 5 penyakit kritis yang sering diklaim di asuransi

Tingginya klaim asuransi untuk beberapa penyakit kritis di atas tentu patut menjadi perhatian kita semua. Hal ini menunjukkan bagaimana kesehatan kita sudah semakin rentan dan beresiko tinggi mengalami berbagai gangguan (penyakit).

Pada dasarnya, pencegahan berbagai resiko terhadap penyakit tersebut merupakan salah satu langkah yang paling tepat untuk dilakukan. Semakin sehat dan fit kondisi tubuh seseorang, maka orang tersebut tentu akan memiliki pertahanan yang lebih baik terhadap berbagai penyakit. 

Ada banyak fakta terkait penyakit kritis yang belakangan ini banyak diklaim di asuransi, berikut ini beberapa di antaranya: 

 

1. Mengalami peningkatan setiap tahunnya 

Perawatan Penyakit Kritis

Perawatan Penyakit Kritis

Jika merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan di tahun 2018 lalu, maka disimpulkan bahwa jumlah kasus penyakit kritis mengalami peningkatan di tanah air. 

Hal ini tentu patut disayangkan, mengingat resiko kematian pasien yang menderita penyakit kritis seperti ini juga terbilang sangat besar. 

Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa kenaikan kasus penyakit hipertensi yang awalnya 25,8% naik menjadi 34,1%. Sedangkan penyakit stroke mengalami kenaikan dari 7% menjadi 10,9%. Untuk penyakit ginjal kronis mengalami kenaikan dari 2% menjadi 3,8%. Sementara penyakit kanker mengalami kenaikan dari 1,4% menjadi 1,8%. 

Baca Juga: Mau Beli Asuransi Penyakit Kritis, Pertimbangkan Hal Ini

2. Menjadi penyebab kematian terbesar di tanah air

Kematian

Berdasarkan data yang dirilis oleh World Health Organization (WHO), kelima penyakit kritis tersebut bahkan menjadi penyebab kematian terbesar di tanah air. 

Tidak tanggung-tanggung, penyakit-penyakit yang masuk dalam kategori tidak menular tersebut menjadi penyebab 73% kematian di tanah air. Ini tentu jumlah yang sangat besar dan patut menjadi perhatian. 

3. Membutuhkan biaya pengobatan yang besar

Biaya Pengobatan

Biaya Pengobatan

Biaya pengobatan berbagai penyakit kritis di atas juga tidak bisa dianggap murah. Pada umumnya penyakit-penyakit ini membutuhkan penanganan yang spesifik dan perawatan dalam kurun waktu yang sangat panjang. 

Bukan hanya menguras kantong, penanganan penyakit kritis juga seringkali menguras emosi dan juga fisik pasien yang berkaitan serta keluarga. 

Ini bukan penyakit yang mudah untuk dihadapi, apalagi dengan keterbatasan biaya. Penggunaan layanan asuransi dianggap menjadi salah satu solusi yang bisa membantu. 

Namun pada kenyataannya, tidak semua perusahaan asuransi menanggung berbagai penyakit tersebut, sehingga penggunaan rider penyakit kritis atau produk asuransi khusus penyakit kritis akan jauh lebih tepat. 

Baca Juga: 3 Asuransi Terbaik untuk Penyakit Kritis

4. Seringkali menimbulkan kebangkrutan bagi pasien

Kebangkrutan

Tingginya biaya perawatan berbagai penyakit kritis seringkali menyebabkan kebangkruan bagi pasien dan keluarga. Hal ini terungkap dari penelitian ASEAN Cost in Oncology (ACTION) pada tahun 2014-2015 silam, di mana hampir 50% dari 9.513 pasien yang mengidap kanker mengalami kebangkrutan. 

Bukan hanya itu saja, 29% dari jumlah tersebut bahkan meninggal dunia. Ini tentu angka yang sangat besar dan mengkhawatirkan. 

5. Bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat

Gaya Hidup Sehat

Gaya Hidup Sehat

Timbulnya berbagai penyakit kritis di atas juga tentu tak lepas dari pola hidup yang kita terapkan. Pada dasarnya, gangguan kesehatan kerap kali timbul akibat akumulasi pola hidup kita yang tidak sehat selama bertahun-tahun. 

Artinya, berbagai penyakit ini bisa saja dicegah dengan menerapkan pola hidup yang sehat dan seimbang sejak awal.

Menjalani hidup yang seimbang merupakan salah satu langkah yang tepat. Hal ini bisa dilakukan dengan mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang, tidak berlebihan. Rajin berolahraga dan bekerja sesuai dengan porsi yang seharusnya. 

Tidur dengan teratur dan menghindari rokok juga bisa membantu tubuh menjadi lebih sehat dan bugar. Terapkan pola hidup sehat dan seimbang, agar resiko terkena penyakit-penyakit kritis bisa dicegah. 

Cegah dan Kelola Risiko Penyakit Kritis dengan Tepat

Menjalani gaya hidup sehat merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga tubuh tetap sehat dan fit.  Hal ini juga akan sekaligus membantu kita menghindari berbagai resiko penyakit kritis. Selain itu, gunakan layanan asuransi yang tepat sejak awal, untuk mendapatkan perlindungan maksimal bagi kesehatan.

Baca Juga: Mengenal Asuransi Penyakit Kritis, Siapa Saja yang Perlu Memilikinya?

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement