Jumat 08 Apr 2022 13:40 WIB

Kementan Gandeng Importir Bantu Penyediaan Kedelai Murah

Total penyediaan kedelai impor sebanyak 135 ton di 11 kabupaten.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pekerja mengeringkan kacang kedelai impor di Rumah Tempe Indonesia, Cilendek, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/2/2022). Kementerian Pertanian menggandeng perusahaan importir kedelai PT FKS Multi Agro (FISH) untuk penyediaan kedelai murah bagi para perajin tahu dan tempe.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Seorang pekerja mengeringkan kacang kedelai impor di Rumah Tempe Indonesia, Cilendek, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/2/2022). Kementerian Pertanian menggandeng perusahaan importir kedelai PT FKS Multi Agro (FISH) untuk penyediaan kedelai murah bagi para perajin tahu dan tempe.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menggandeng perusahaan importir kedelai PT FKS Multi Agro (FISH) untuk penyediaan kedelai murah bagi para perajin tahu dan tempe. Kerja sama itu dilakukan untuk memenuhi penyediaan kedelai murah bagi para perajin yang belum mendapatkan pasokan kedelai bersubsidi dari pemerintah.

Adapun, importir yang bekerja sama dengan Kementan yakni PT FKS Multi Agro dengan total penyediaan kedelai impor sebanyak 135 ton di 11 kabupaten. Kedelai tersebut, dijual kepada para perajin seharga Rp 10.500 per kg atau di bawah harga pasar yang kini telah lebih dari Rp 12 ribu per kg.

Baca Juga

"Saya harus sampaikan terima kasih kepada FKS yang sudah mau bersama Kementan, dan ini tiap tahun kami lakukan. Bagi kami fokusnya adalah memastikan ketersediaan," kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo kepada wartawan di Toko Tani Indonesia, Jakarta, Jumat (8/4/2022).

Direktur Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Yuris Tiyanto, menuturkan, penyediaan kedelai oleh FKS sebanyak 135 ton dilakukan di 11 daerah. Di antaranya Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, Tangerang, Garut, Pamanukan, Subang, Ciamis, Tasikmalaya, dan Banjarnegara. 

Ia pun menegaskan, Kementan tidak memberikan dana subsidi kepada FKS. Harga kedelai murah itu, murni pemberian langsung dari perusahaan. Harga kedelai di gudang importir disepakati sebesar Rp 10 ribu, sementara harga jual ke perajin Rp 10.500 karena adanya tambahan biaya distribusi.

"Ini semacam kebaikan hati dari para importir atau berupa program CSR-nya dia. Jadi kita tidak mengeluarkan apa-apa (anggaran)," kata Yuris.  

Ia menekankan, program itu bukan operasi pasar. Pasalnya, Kementan hanya mendekatkan sumber kedelai dengan para perajin tahu dan tempe yang akan membeli.

Para perajin yang akan menerima kedelai murah itu juga akan diberikan kupon langsung oleh FKS. Pasalnya, importir sudah memiliki jaringan distribusi dan mengetahui detail daftar perajin tahu tempe yang menjadi anggota Gabungan Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Gakoptindo).

Yuris menambahkan, program tersebut juga sekaligus membantu para perajin yang belum mendapatkan kedelai bersubsidi. Seperti diketahui, pemerintah akan menyiapkan kedelai bersubsidi sebanyak 200 ribu ton per bulan melalui Perum Bulog dengan total anggaran Rp 955 miliar selama empat bulan.  

Namun, Yuris mengatakan, dikarenakan adanya keterbatasan anggaran, penyediaan kedelai bersubsidi pada bulan ini baru mencapai 50 ribu ton. Dengan kata lain, masih ada kekosongan sebanyak 150 ribu ton yang seharusnya diterima para perajin tahu tempe.

"Anggaran masih terbatas. Jadi program ini kita ambil perajin yang dia anggota Gakoptindo tapi tidak terjangkau oleh subsidi. Jadi tidak tumpang tindih dan merugikan negara," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement