REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia baru saja melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan pemerintah Inggris. Ia menyatakan, Indonesia sangat terbuka dengan masuknya investasi dari semua negara termasuk Inggris.
"Saya kemarin diterima di ruangan kantor Perdana Menteri Inggris dan Menteri Investasi Inggris, itu menindaklanjuti apa yg disepakati Perdana Menteri Inggris dengan Presiden Jokowi Indonesia. Khususnya untuk membangun energi baru terbarukan dan membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia," jelas Bahlil saat ditemui Republika usai menjadi pembicara kunci dalam diskusi publik di Gedung MPR RI, Jakarta, Rabu (30/3).
Ia melanjutkan, kedua pihak berdiskusi panjang lebar. Kemudian Inggris berkomitmen akan berinvestasi di Tanah Air.
"Salah satu B2B-nya adalah perusahaan dari Inggris akan berinvetasi di Indonesia berkolaborasi dengan pengusaha nasional kita. Sudah diteken MoU-nya untuk kembangkan baterai mobil dari prekusor ketod, baterai listriknya akan dibangun di Inggris," tuturnya.
Bahlil mengungkapkan, realisasi investasi tersebut akan dimulai tahun ini. Tepatnya pada kuartal empat.
Sebelumnya, Menteri Investasi Inggris Lord Grimstone menyampaikan minat Pemerintah Inggris untuk bersama-sama Indonesia mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Dengan cakupan teknologi dan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan Inggris di sektor tersebut, ia yakin dapat memberikan kontribusi optimal dalam mendorong hilirisasi di Indonesia.
“Inggris dapat berperan sebagai hub investasi negara Eropa untuk masuk dan berinvestasi di sektor tersebut di Indonesia. Memanfaatkan perjanjian perdagangan Inggris dengan sejumlah negara mitra strategis,” ujar Grimstone.