Kamis 17 Mar 2022 14:46 WIB

BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di 3,5 Persen

BI akan optimalkan seluruh bauran kebijakan moneter dan makroprudensial.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta (ilustrasi). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta (ilustrasi). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5 persen. Begitu juga dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 4,25 persen.

"Setelah melihat berbagai penilaian atas berbagai hal, RDG 16-17 Maret 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7DRRR sebesar 3,5 persen," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG virtual, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga

Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan tetap terkendalinya inflasi. Serta upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional ditengah ketegangan geopolitik Ukraina dan Rusia.

BI akan optimalkan seluruh bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran. Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan KSSK.

Perry mengatakan, Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut. Seperti memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah, mempertegas normalisasi kebijakan likuiditas, memperkuat kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK).

Selain itu juga dengan memastikan kecukupan uang distribusi menyambut Ramadhan Idulfitri, mempersiapkan kesiapan industri untuk implementasi Open API, perkuat kebijakan internasional dengan kerja sama dengan mitra, serta sukseskan enam agenda Presidensi G20.

"BI terus berupaya menjaga inflasi, dan melakukan stabilitas moneter, serta sistem keuangan, kredit pada dunia usaha sektor prioritas untuk dorong pemulihan, ekspor, dan inklusi keuangan," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement