Rabu 09 Mar 2022 20:14 WIB

IBM Ungkap Alasan Industri Manufaktur Jadi Target Utama Serangan Siber

Secara global, penjahat siber paling menargetkan serangannya ke industri manufaktur.

Ransomware. IBM menyebut, penjahat siber menyadari bahwa gangguan yang diberikan pada industri manufaktur akan menyebabkan rantai pasokan hilir menekan industri untuk membayar uang tebusan.
Foto: Freepik
Ransomware. IBM menyebut, penjahat siber menyadari bahwa gangguan yang diberikan pada industri manufaktur akan menyebabkan rantai pasokan hilir menekan industri untuk membayar uang tebusan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan terbaru IBM Security X-Force Intelligence Index menyebutkan bahwa industri manufaktur menjadi industri yang paling ditargetkan oleh para penjahat siber secara global. Sementara di Asia, industri manufaktur mengalami serangan siber sebesar 29 persen.

Angka itu menduduki peringkat kedua industri yang ditargetkan penjahat siber. Berbeda dengan global, industri keuangan dan asuransi menjadi industri yang paling ditargetkan di Asia dengan serangan sebanyak 30 persen.

Baca Juga

Menurut IBM, industri manufaktur mengalami serangan ransomware terbanyak yakni 23 persen pada tahun lalu. Perusahaan mengatakan, para pelaku ransomware berusaha untuk "meretakkan" tulang punggung rantai pasokan global dengan serangan terhadap manufaktur.

"Ransomware ini sifatnya bisa menghancurkan dan me-lockdown atau mengunci data yang kita miliki, bahkan menghilangkan jejak, menghilangkan data kemudian sifatnya juga balik lagi ke dalam sistem IT sehingga menghancurkan infrastruktur yang sudah disiapkan dengan baik," kata President Director and Technology Leader IBM Indonesia Cin Cin Go dalam media gathering virtual, Rabu (9/3/2022).

Laporan IBM Security X-Force juga menyebutkan terdapat peningkatan serangan siber sebesar 33 persen yang disebabkan oleh eksploitasi kerentanan perangkat lunak yang merupakan titik masuk paling diandalkan oleh pelaku ransomware selama tahun lalu. Hal tersebut merupakan penyebab dari 44 persen serangan ransomware.

Menurut IBM, penjahat siber menyadari bahwa gangguan yang diberikan pada industri manufaktur akan menyebabkan rantai pasokan hilir menekan industri untuk membayar uang tebusan. Sebanyak 47 persen serangan siber terhadap manufaktur disebabkan oleh kerentanan unpatched software yang belum atau tidak bisa diatasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement