Ahad 20 Feb 2022 19:15 WIB

Mengapa Kreator Kripto Sering Sembunyikan Identitas Asli?

Banyak pembuat konten NFT yang hanya menggunakan nama samaran.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
NFT The Bored Ape nomor 4,418
Foto:

 

“Saya tidak perlu publik di kripto untuk mengetahui siapa saya, seperti apa penampilan saya, asal usul saya,” kata seorang pencipta yang menggunakan nama “Owl of Moistness”.

“Saya tidak ingin mengambil risiko orang merampok saya, atau membahayakan keluarga saya,” ujarnya.

Dia ikut mendirikan Yield Guild Games, sebuah perusahaan rintisan yang berfokus pada gim video NFT di Filipina, di mana kegilaan NFT telah menguasai seluruh populasi. Dia menunjukkan teknologi yang menopang cryptocurrency dan NFT -blockchain- merupakan buku besar di mana siapapun dapat melacak transaksi. Jadi menghubungkan kripto dan identitas dunia nyata akan memungkinkan siapapun untuk mengetahui kekayaannya.

Namun, semakin besar sebuah proyek, semakin rumit untuk tetap tidak diketahui. “Ini menjadi lebih sulit jika Anda akan memperluas tim Anda,” kata Soona Amhaz dari Volt Capital, yang berfokus pada cryptocurrency.

Salah satu cara yang disukai untuk tetap anonim di dunia kripto adalah dengan membentuk DAO (organisasi otonom terdesentralisasi). Dao memungkinkan orang untuk berkolaborasi dan bertindak sebagai perusahaan, pada dasarnya bertindak seperti pemegang saham, tetapi tanpa kedudukan hukum formal atau pemilik bernama.

Model ini telah melayani beberapa klien pengusaha anonim. Namun, DAO dan entitas terdesentralisasi lainnya sangat rentan terhadap penipuan, menurut perusahaan analisis Chainalysis.

Contohnya AnubisDAO, salah satu entitas tersebut, dibuat oleh programmer pseudonim Oktober lalu. Dia menghilang kurang dari sehari setelah diluncurkan, mengambil hampir 600 juta dolar AS atau Rp 8,6 triliun uang investor.

Tapi Soona Amhaz percaya masih ada hal positif dari ide DAO, dengan alasan bahwa mereka diawasi oleh blockchain. Siapapun dapat melacak transaksi DAO tertentu dan mengetahui apakah transaksi tersebut sah atau mencurigakan. Amhaz mengungkapkan ada juga keuntungan besar lainnya.

“Jika Anda menggunakan nama samaran, tidak masalah jika Anda tidak bersekolah di sekolah yang tepat. Hanya pekerjaan Anda yang dievaluasi dan reputasi Anda. Dan itu benar-benar salah satu cara paling adil untuk mengevaluasi seseorang,” katanya.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement