Jumat 18 Feb 2022 16:54 WIB

Rumah Layak untuk Si Milenial dan Generasi Z

BTN tawarkan fitur sesuai kebutuhan milenial dan generasi Z.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang nasabah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. sedang mengakses layanan mobile banking Bank BTN di Jakarta, Senin (19/7). Melihat potensi segmen generasi milenial dan generasi Z, BTN menawarkan sejumlah fitur menarik dalam produk KPR-nya.
Foto:

Ingin rumah berkualitas

photo
Sebuah truk melintas di komplek perumahan di Desa Rukoh, Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, Rabu (12/1/2022). (ANTARA/Syifa Yulinnas)

Meskipun berminat untuk memiliki rumah pada usia muda, bukan berarti generasi milenial dan Z ini asal memilih rumah yang dibeli. Bukan hanya harga yang terjangkau, milenial dan generasi Z pun juga ingin memiliki rumah yang berkualitas.

Anitana (29 tahun) yang saat ini sudah membeli rumah dengan sistem KPR, mengaku banyak pertimbangan yang dia lakukan dalam memilih tempat tinggal. Terlebih, Anitana merasa banyak rumah yang dijual saat ini memiliki kualitas dan harga tidak sepadan.

"Lumayan sulit mencari rumah yang diinginkan karena sekarang saja rumah tidak berbentuk bagus tapi harganya sudah mahal," kata Anitana kepada Republika, Jumat (18/2/2022).

 

Untuk itu, Anitana menuturkan, sebelum memutuskan membeli rumah, cukup lama memilih rumah. Dia pun berusaha membandingkan rumah dari banyak pengembang dan cukup sulit menentukannya.

Anitana menuturkan, faktor yang paling menentukan untuk memilih rumah yaitu akses lokasi, kualitas, dan harga rumah. Tiga hal tersebut menurutnya yang paling menentukan terlebih soal kualitas agar nantinya saat ditinggali tidak menggerus uang lebih banyak lagi untuk renovasi.

 

Sementara Ben (28 tahun) yang tinggal di Jakarta juga saat ini sudah memiliki keinginan untuk membeli rumah. Namun, mimpinya itu masih ditunda karena masih menyesuaikan dengan pendapatan yang dimilikinya saat ini.

"Saya berencana beli rumah sendiri usia 32 tahun. Penting memang memiliki rumah tapi saat mampu. Saat kurang uang atau memaksa lebih baik menyewa dulu," tutur Ben.

Jika nantinya Ben mengajukan KPR, pertimbangan pertama yang dia pikirkan yaitu skema bunga yang ditawarkan. Ben mengaku bunga yang rendah menjadi pertimbangan yang utama untuk menyesuaikan pendapatan yang dia miliki saat ini.

Selain bunga pinjaman yang rendah, Ben mengharapkan rumah yang berkualitas. "Kualitas rumah subsidi ini sekarang masih meragukan buat saya. Yang paling utama juga, posisi rumah harus dekat transportasi, kualitas air bagus, dan kualitas bangunannya," ujar Ben.

 

Ben merasa saat ini juga masih kesulitan untuk merencanakan dan memilih rumah yang ingin dibeli. Terutama soal menentukan lokasi strategis rumah pertama yang ingin dibelinya.

Wakil Ketua Umum Koordinator DPP Real Estate Indonesia (REI) Hari Ganie menilai penting bagi para pengembang dan pihak terkait lainnya di dalam sektor properti untuk menciptakan produk rumah yang diterima milenial. Hari menuturkan generasi milenial memiliki potensi luar biasa.

"Dari data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 ada sekitar 270 juta penduduk kita itu 25 persennya generasi milenial berarti ada sekitar 70 juta milenial dari Sabang hingga Merauke," kata Hari dalam Webinar Kuat  bersama Sektor Properti, Jumat (4/2/2022).

Jika fokus pada milenial di Jabodetabek saja, Hari menuturkan, ada 15 juta konsumen. Hari mengatakan, generasi milenial dari 22 tahun hingga 39 tahun memiliki penghasilan yang berbeda. "Dengan penghasilan yang berbeda ini mereka itu bisa masuk ke pasar rumah dengan harga Rp 200 juta hingga Rp 400 juta," tutur Hari.

Hari menyebut rumah yang sangat berpotensi untuk para milenial yakni memiliki kemudahan akses transportasi. Rumah yang dekat dengan stasiun kereta api menjadi yang paling cocok bagi milenial.

"Untuk merebut potensi ini tantangan yang harus diselesaikan bagi para pengembang bagaimana menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan para milenial ini," ungkap Hari.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement