REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas China mendesak pihak Amerika Serikat segera menghapus kebijakan tarif tambahan bagi produk-produk China yang hendak masuk ke AS. Agar kerja sama perdagangan kedua belah pihak berjalan lancar, maka harus dibuat kebijakan yang mendukung, demikian pernyataan juru bicara Kementerian Perdagangan China (Mofcom) Gao Feng kepada pers di Beijing, Kamis (10/2/2022).
Pernyataan tersebut untuk menanggapi pernyataan media terkait dengan implementasi kesepakatan perdagangan fase pertama antara China dan AS."Kesepakatan fase pertama antara China dan AS sangat menguntungkan kedua negara dan dunia," ujarnya.
"Sejak kesepakatan tersebut berlaku efektif, China telah bekerja keras mengatasi beberapa hambatan dari dampak pandemi Covid-19 global, resesi ekonomi dunia, dan tersumbatnya rantai pasokan demi mendukung implementasi perjanjian bersama kedua belah pihak," kata Gao menambahkan.
Desakan yang sama juga disuarakan oleh pihak AS agar China bertindak nyata menjalankan komitmennya untuk membeli produk dari AS senilai 200 miliar dolar AS sebagaimana perjanjian perdagangan fase pertama yang ditandatangani oleh mantan Presiden Donald Trump.
Washington sudah kehilangan kesabaran terhadap Beijing yang dianggapnya tidak memberikan isyarat positif. Hingga November lalu, China baru merealisasikan 60 persen dari perjanjian sebagaimana data perdagangan yang dikompilasi oleh Peterson Institute for International Economics.