REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN akan membentuk subholding power generation khusus di bawah PLN yang akan fokus mengurusi semua persoalan dan kebutuhan pembangkit. Hal ini dilakukan, agar kedepan PLN bisa lebih fokus untuk membangun transmisi agar seluruh Indonesia bisa tersambung dan menikmati listrik 24 jam.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menjelaskan saat ini memang rasio elektrifikasi sudah mencapai 99 persen. Hanya saja tidak semua daerah bisa menikmati listrik secara 24 jam penuh. Keandalan listrik ini perlu ditopang dengan pembangunan transmisi yang kuat.
"Pengembangan transmisi ini sangat penting. Jadi kita mau bikin transformasi lanjutan di PLN, dimana nantinya PLN nggak perlu lagi pusing mikir rantai pasok dan kebutuhan turunan pembangkit. PLN nantinya fokus saja untuk urus transmisi," ujar Pahala di Kementerian BUMN, Rabu (19/1).
Penguatan transmisi ini, kata Pahala juga membuka peluang untuk Indonesia bisa mengekspor listrik. Mengingat banyak negara tetangga saat ini masih membutuhkan pasokan listrik yang lebih prima. Ini menjadi peluang bisnis baru bagi PLN.
"Negara lain belum tentu punya tanah buat naro PLTS, atau mengembangkan geothermal. PLN mengembangkan transmisi sebagai core bisnisnya," ujar Pahala.
Selain itu, melalui andalnya transmisi PLN juga bisa lebih fokus memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. Fokusnya PLN memberikan pelayanan terbaik bisa dilakukan dari berbagai macam transformasi untuk penguatan pelayanan.
"Seperti misalnya nanti PLN fokus jualan listriknya. Nanti tak hanya itu, bisa saja seperti beyond kwh, banyak kabel kabel PLN yang itu juga bisa dimanfaatkan lebih lagi dari yang ada saat ini seperti misalnya internet," ujar Pahala.
Kedepan, dengan masifnya mobil listrik juga diharapkan PLN bisa lebih mengembangkan semua infrastruktur kelistrikan dan layanan yang bisa mengakomodir kebutuhan kendaraan listrik ini.