REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat hingga 29 Desember 2021 produksi minyak nasional hanya mencapai 648 ribu BOPD. Capaian ini jauh dari target yang dipasang APBN sebesar 703 ribu BOPD.
Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara menjelaskan tak tercapainya target lifting dan produksi tahun 2021 disebabkan pada semester pertama kegiatan hulu migas berjalan lambat. Hal ini dikarenakan dampak pandemi dan banyaknya pembatasan pergerakan orang dan barang.
"Secara angka memang tidak tercapai. Semester satu problem nya ada banyak ya. Baru mulai rally lagi tuh di semester dua," ujar Benny di Lapangan Prabumulih, Sabtu (1/1) dini hari.
Benny menjelaskan dari sisi produksi gas realisasi hingga tutup tahun mencapai 5.500 mmscfd dengan status stock lifting 4,02 juta barel. Benny menjelaskan dengan adanya optimalisasi akhir tahun serta pengurasan stok maka prognosa lifting pada akhir tahun 2021 menjadi 660 ribu BOPD untuk minyak dan 5.505 MMSCFD untuk gas.
Tahun ini, kata Benny pemerintah mentargetkan lifting minyak mencapai 703 ribu barel oil per day. Angka ini memang masih diatas dari WPNB yang dirumuskan SKK Migas bersama KKKS. Untuk mengisi gap yang ada, kata Benny SKK Migas bersama KKKS mencoba untuk mengidentifikasi lagi potensi lapangan yang bisa menambah kapasitas produksi.
"Masih ada gap dari WPNB, ini masih diidentifikasi potensi yang bisa nutup ini. Kita sama sama dengan KKKS buat liat lagi potensi untuk nutup target," kata Benny.
Untuk mengejar target produksi, kata Benny tahun ini KKKS akan mengebor 30 sampai 40 sumur eksplorasi. Harapannya, dari agresifitas eksplorasi ini bisa menambah produksi.
"Kami tentu akan agresif di 2022 ini. Eksplorasi kami gencarkan baik di lapangan lepas pantai maupun di onshore dari Sabang sampai Merauke," ujar Benny.
Sementara itu, dalam rangka memastikan lifting migas dilakukan secara optimal menjelang akhir tahun 2021, manajemen beserta pejabat selevel Kepala Divisi SKK Migas melakukan kunjungan kerja dan pengawasan lifting migas di beberapa titik pengawasan lifting.
Terdapat 16 titik pengawasan lifting yang dikunjungi manajemen beserta pejabat SKK Migas. Khusus titik lifting yang dikunjungi manajemen SKK Migas adalah Terminal Senipah – KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) Pertamina Hulu Mahakam, Banyu Urip – KKKS ExxonMobil Cepu Ltd, Tuban – KKKS Pertamina EP, Prabumulih – KKKS Pertamina EP, Siam Maspion – KKKS Saka Indonesia Pangkah Ltd, dan Balongan – KKKS Pertamina EP pada Jumat (31/12).
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, para manajemen dan pejabat SKK Migas tidak hanya melakukan optimalisasi lifting dan pengukuran stock akhir tahun di lapangan, namun kunjungan kerja ini juga dibarengi dengan kick off program pengeboran tahun 2022. “Dimulai pukul 00.00 tanggal 1 Januari 2022, juga dilakukan 5 kegiatan tajak sumur pengembangan pertama di tahun 2022,” katanya.
“Kelima sumur pertama yang tajak di tahun 2022 ini menunjukkan upaya SKK Migas dan KKKS untuk segera “berlari kencang” sejak awal tahun dalam upaya mencapai target produksi yang telah ditetapkan,” ujar Julius, Sabtu (1/1) dini hari.
Adapun kelima sumur tersebut ialah Sumur RNT-PRD09 – KKKS Pertamina EP, KRG-PA1 – KKKS Pertamina EP, B-2102 – KKKS Pertamina EP, SRN-P3 – KKKS Pertamina Hulu Rokan, dan MNA-P3 – KKKS Pertamina Hulu Rokan.