Rabu 22 Dec 2021 14:31 WIB

321 BBM Satu Harga Beroperasi

Melalui BBM Satu Harga, tidak ada lagi diskriminasi antarwilayah.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ( kedua kiri) didampingi Gubernur NTT Viktor B Laiskodat (kedua kanan), Kepala BPH Migas Erika Retnowati (kiri), dan Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono menandatangani prasasti saat peresmian Bahan-Bakar Minyak (BBM) satu harga di Terminal BBM Tenau, Kupang, NTT Selasa (21/12/2021). Sebanyak 7 lembaga penyalur BBM satu harga di resmikan di Kota Kupang yang tersebar di Kabupaten Malaka empat lembaga penyalur, satu lembaga penyalur di kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) dan dua lagi di Nusa Tenggara Barat.
Foto:

Kepala BPH Migas, Erika Retnowati mengatakan bahwa BPH Migas mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memastikan serta menjamin penyaluran energi terutama ketersediaan BBM yang terjangkau di seluruh pelosok negeri.

“Dari target 76 titik lembaga penyalur BBM Satu Harga di tahun 2021, terealisasi 78 titik, ini artinya melebihi target. Terima kasih kepada Pertamina dan seluruh tim yang telah terlibat  mendukung pelaksanaan Program BBM Satu Harga, mudah-mudahan manfaat kehadiran BBM Satu Harga ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Erika.

Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Mulyono menyampaikan dengan tambahan titik BBM Satu Harga yang diresmikan ini, sejak 2017 hingga tahun 2021 Pertamina telah mengoperasikan 321 titik BBM Satu Harga yang tersebar di 112 kabupaten di Indonesia, termasuk di antaranya kabupaten di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

“Peresmian ini adalah awal dari pengabdian Pertamina kepada masyarakat, karena setelah diresmikan, Pertamina akan terus memastikan distribusi bahan bakar ke SPBU BBM Satu Harga berjalan dengan baik, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas. Harapannya, kehadiran BBM Satu Harga dapat memberi manfaat bagi masyarakat di 112 kabupaten, menikmati harga BBM yang terjangkau sehingga dapat mendorong roda perekonomian masyarakat di daerah 3T,” jelas Mulyono.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution mengatakan selaku Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) yang melaksanakan program BBM Satu Harga, tantangan pelaksanaan Program BBM Satu Harga cukup besar.

“Dalam proses pendistribusian BBM Satu Harga cukup jamak terjadi pergantian moda transportasi hingga 4 sampai 5 kali hingga bahan bakar sampai di lembaga penyalur dan kepada masyarakat, di daerah tertentu seperti Puncak Jaya Papua, bahkan bisa mencapai 6 bahkan 8 kali. Namun kami berkomitmen untuk melaksanakan amanah ini, memastikan energi berkeadilan hadir bagi masyarakat,” terang Alfian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement