Rabu 22 Dec 2021 13:27 WIB

Reksadana Fix Income, Peluang Investasi Jelang Berakhirnya 2021

Reksa dana ini cocok untuk investor yang ingin melakukan diversifikasi dari deposito.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Nasabah mengakses mobile banking. Reksadana fix income menjadi pilihan investasi di akhir tahun.
Foto:

Keunggulan Indonesia dibandingkan banyak negara di kawasan adalah demografi Indonesia yang didominasi warga usia muda membawa keuntungan. Hal ini  mempercepat aktivitas ekonomi kembali normal terutama apabila mitigasi pandemi terus berjalan efektif, antara lain melalui vaksinasi secara masif dan merata.

Dengan kondisi perekonomian global dan domestik tersebut, Dimas mengatakan pasar obligasi kini lebih siap dalam menghadapi tren perubahan sentimen global ini. Faktor kepemilikan asing yang jauh lebih rendah dibandingkan periode-periode sebelumnya, dinamika pasokan obligasi yang lebih baik dan valuasi pasar obligasi Indonesia yang masih menarik diharapkan dapat meredam dampak kebijakan moneter The Fed yang lebih ketat di 2022. 

"Fundamental makro yang lebih baik dan stabilitas eksternal yang terus diperkuat diharapkan dapat menjaga volatilitas pasar obligasi Indonesia. Investor pun bisa memanfaatkan reksa dana pendapatan tetap untuk diversifikasi aset," kata Dimas.

Salah satu contoh reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana Manulife Pendapatan Bulanan II (MPB II) yang berinvestasi pada obligasi pemerintah tenor pendek. MPB II memiliki potensi imbal hasil kompetitif dibandingkan dengan deposito serta tingkat risiko konservatif. 

Fokus investasinya pada obligasi pemerintah yang pembayaran pokok dan kuponnya dijamin Undang-undang, meminimalisir risiko investasi pada reksa dana MPB II, sehingga reksa dana ini akan cocok untuk investor yang ingin melakukan diversifikasi dari deposito dan pasar saham. Strategi pengelolaan aktif dari reksa dana ini meningkatkan potensi hasil investasi dengan risiko yang terjaga.

MPB II telah melalui beberapa periode volatilitas pasar finansial, seperti taper tantrum (2013), devaluasi mata uang China (2015), perang dagang AS-China (2018), hingga pandemi COVID-19. Semua berhasil dilalui dengan tetap mempertahankan tingkat volatilitas yang terjaga dan kinerja yang optimal. 

MPB II memiliki fitur pembagian hasil investasi bulanan yang memberikan keleluasaan investor apabila membutuhkan arus dana bulanan. Sifatnya yang likuid memberikan fleksibilitas bagi investor apabila ada kebutuhan finansial yang mendadak, terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini. 

Sejak diluncurkan Januari 2009, MPB II telah mencatatkan kinerja historis rata-rata 6,35 persen per tahun (per November 2021), masih diatas tolok ukur (rata-rata bunga deposito 1 bulan ditambah 2 persen net setelah pajak) yang sebesar 6,32 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement