Kamis 16 Dec 2021 18:02 WIB

Tahun Depan, BI Bidik 15 Juta Pengguna Baru QRIS

Hingga November 2021, total penambahan pengguna QRIS telah mencapai 12 juta pengguna.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pembeli bertransaksi nontunai melalui QRIS di Jakarta, Sabtu (30/10/2021). Bank Indonesia (BI) menargetkan 15 juta pengguna baru sistem pembayaran digital berbasis QR Code Indonesian (QRIS) pada tahun depan.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Pembeli bertransaksi nontunai melalui QRIS di Jakarta, Sabtu (30/10/2021). Bank Indonesia (BI) menargetkan 15 juta pengguna baru sistem pembayaran digital berbasis QR Code Indonesian (QRIS) pada tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menargetkan 15 juta pengguna baru sistem pembayaran digital berbasis QR Code Indonesian (QRIS). Target itu seiring tren pembayaran digital yang terus berkembang pesat dan meluas di masyarakat.

"Tahun depan kita targetkan tambahan 15 juta pengguna. Ini bisa dari pedagangnya maupun pembelinya," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12).

Baca Juga

Ia mengatakan hingga November 2021, total penambahan pengguna QRIS telah mencapai 12 juta pengguna. Tingginya penambahan itu menunjukkan bahwa sistem pembayaran digital semakin diterima masyarakat.

Perry menegaskan, otoritas moneter telah membuat garis kebijakan bersama para industri yang terdiri perbankan, e-commerce, hingga fintech sebagai mitra strategis BI dalam mendorong penggunaan QRIS.

Adapun pada tahun depan fitur-fitur dari QRIS akan dikembangkan. Saat ini metode pembayaran melalui QRIS dilakukan dengan cara memindai kode barcode penjual. Nantinya pembeli akan memiliki code QRIS.

Selain itu, jenis transaksi yang saat ini hanya sekadar transfer uang akan ditambah menjadi tarik dan setor tunai. "Berbagai layanan akan diperluas, kami sudah meninjau itu dan pada saatnya nanti akan kami umumkan," kata dia.

Deputi Gubernur BI, Sugeng, menambahkan QRIS memiliki performa yang sangat tinggi saat ini. Tercatat, total transaksi melalui QRIS sejak awal 2021 hingga saat ini tembus Rp 223 triliun dari total 316 juta transaksi.

Ke depan, penggunaan QRIS akan diperluas hingga ke pasar tradisional dan pertokoan di seluruh wilayah Indonesia. "Kita akan terus kembangkan ini dan juga untuk membantu transaksi golongan kelas menengah atas karena ini dapat mendorong konsumsi dan kegiatan leissure," ujar dia.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mulai menggandeng pasar-pasar rakyat di Indonesia untuk secara perlahan menerapkan sistem pembayaran non tunai berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam kesempatan berbeda menjelaskan, penerapan sistem digital akan mendukung operasional pasar rakyat sebagai tempat berbelanja sekaligus berkontribusi mengurangi risiko penyebaran Covid-19.

“Pasar rakyat harus tetap terus beroperasi dan menggerakkan sektor perdagangan melalui program digitalisasi pasar rakyat, termasuk melalui penerapan QRIS serta pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat,” kata Jerry.

Menurut dia, pembayaran nontunai menggunakan QRIS sangat efektif dan efisien. "Ke depan, pemerintah akan memastikan sistem pembayaran digitalisasi ini diterapkan di lebih banyak pasar rakyat,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement