REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) memamerkan produk pertanian asli Indonesia pada acara One Day with Indonesian Coffee, Fruits, Floriculture (ODICOFF). Acara ini digelar secara serentak di sepuluh negara, salah satunya Denmark.
"Pada acara ini saya akan mengajak untuk menjelajahi dan mengalami sekilas makanan dan pertanian Indonesia yang kaya, terutama kopi, buah-buahan tropis, dan tanaman hias," ujar Direktur Jenderal PKH, Nasrullah.
Nasrullah menjelaskan, Indonesia menjadi negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia setah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Berdasarkan rilis International Coffee Organization (ICO) pada tahun 2020, Indonesia berkontribusi sebesar 7,04 persen dari total produksi kopi di dunia.
Kopi khas Indonesia, seperti Kopi Gayo, Kopi Lintong, Kopi Mandheling, Kopi Jawa, Kopi Luwak, Kopi Kintamani Bali, Kopi Toraja, dan Kopi Flores atau Bajawa, telah menjadi ikon juara kopi Indonesia. Kopi-kopi tersebut telah diekspor ke berbagai negara di seluruh dunia, seperti Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, dan Uni Eropa.
Pada tahun 2019/2020 tercatat volume ekspor kopi Indonesia sebanyak 6,73 juta ton yang telah menjadikan Indonesia sebagai eksportir kopi terbesar keempat di dunia."Rasa dan karakteristik kopi Indonesia unik. Misalnya, rasa bersahaja dari Toraja Arabica, pedas dan harum dari Java Preanger Arabica, serta rasa kaya dari Bajawa Flores Arabica, mari kita coba," papar Nasrullah sambil mengajak peserta acara mencicipi
Selain kopi, potensi Indonesia pada produk pertanian lainnya juga positif. Terutama buah-buahan tropis seperti manggis, zalacca (buah ular), mangga, jambu biji, pisang, nanas, semangka, durian, melon, dan alpukat, serta produk buah kering olahan juga madu, sarang burung walet dan olehan peternakan lainnya.
"Terlepas dari kenyataan bahwa berbagai buah tropis ditemukan di Indonesia, tujuan ekspor bijaksana, hanya sedikit yang mencapai Uni Eropa dan pasar negara-negara Eropa Tenggara," ungkap Nasrullah.
Pada acara ini, Ditjen PKH juga memperkenalkan potensi tanaman hias Indonesia. Indonesia setidaknya memiliki 220 jenis tanaman hias yang berkembang, seperti anggrek, krisan, tulip, melati, dracaena, heuchera, mawar, lily, flamboyan, dan banyak lagi.
Sejauh ini, nilai ekspor tanaman hias Indonesia di seluruh dunia berada di angka 4,5 juta dolar AS, hanya 0,1 persen dari pangsa pasar global(market share). Singapura, Belanda, dan Thailand telah menjadi tiga tujuan ekspor utama terbesar tanaman hias Indonesia.
"Kami berharap bahwa acara hari ini akan dapat meningkatkan preferensi konsumen Denmark pada tanaman hias Indonesia yang pada akhirnya akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Denmark," imbuh Nasrullah.
Selain memamerkan produk pertanian, acara ODICOFF ini juga menggelar beberapa kegiatan lain, seperti networking dan business matching, coffee cupping and tasting, serta penandatanganan komitmen bisnis/kontrak antara bisnis Indonesia dan Denmark.
Harapannya, terdapat manfaat yang lebih besar pada perdagangan bilateral produk pertanian antara kedua negara yang dihasilkan dari acara ini. Terutama peningkatan nilai perdagangan kopi, buah-buahan dan tanaman hias, meskipun ada ancaman pandemi covid-19 terhadap ekonomi.
"Saya yakin bahwa sinergi, dedikasi dan komitmen yang dibuat oleh kedua negara, serta entitas bisnis kami masing-masing, akan dapat mengatasi kesulitan dan tantangan dalam mencapai target yang ditetapkan untuk kerja sama kami," paparnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Jenderal, Administrasi Veteriner dan Makanan Denmark (DVFA), Per Krogsgaard memberikan apresiasi kepada Kementan atas penyelenggara acara ini.
Ia memastikan, DVFA sebagai mitra Kementerian Pertanian akan memberikan dukungan dan komitmennya untuk berpartisipasi dalam mewujudkan program peningkatan nilai tambah dan daya saing produk peternakan melalui pengembangan susu organik.
"Utamanya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani di Indonesia," ucap Krogsgaard.
Duta Besar Indonesia untuk Denmark, Dewi Savitri Wahab mengucapkan selamat datang kepada semua tamu undangan. Ia juga ikut mengajak para tamu untuk mencicipi semua produk pertanian Indonesia.
"Mari kita coba kopi, teh, buah tropis dan olahan peternakan asli Indonesia. Karena semua punya kualitas bagus dan cita rsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lainnya. Dan dipastikan semuanya segar serta halal," beber Dewi.
Ia berharap, kegiatan ini dapat membuka kerja sama yang lebih baik lagi ke depannya untuk Indonesia dan Denmark. Menurut Dewi, terdapat peluang ekspor untuk Indonesia, karena Denmark akan mendapatkan produk-produk terbaik pertanian Indonesia.