Rabu 17 Nov 2021 07:14 WIB

Pemerintah Waspadai 3 Risiko Tantangan Global Atas Ekonomi

Tantangan geopolitik bisa berdampak terhadap ekonomi Indonesia

Rep: Novita Intan / Red: Nashih Nashrullah
Tantangan geopolitik bisa berdampak terhadap ekonomi Indonesia. Ilustrasi ekonomi Indonesia
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tantangan geopolitik bisa berdampak terhadap ekonomi Indonesia. Ilustrasi ekonomi Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pemerintah mewaspadai tiga risiko tantangan global yang berdampak terhadap ekonomi Indonesia. 

Adapun tantangan global seperti dinamika geopolitik dan tapering di Amerika Serikat. 

Baca Juga

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan risiko geopolitik muncul setelah terjadinya pandemi atau seiringan pemulihan ekonomi global. 

“Terjadinya tapering di Amerika Serikat dan dinamika geopolitik," ujarnya saat acara CEO Networking secara virtual, Selasa (16/11). 

Sri Mulyani mengungkapkan dinamika geopolitik yang diwaspadai yakni pertama, pergantian Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Jerome Powell, yang masa jabatannya akan segera berakhir.  

Kedua, kondisi perekonomian Amerika Serikat. Menurut Sri Mulyani, saat ini batas utang pemerintah Amerika Serikat meningkat tinggi atau disebut debt ceiling dan pemerintah Amerika  Serikat yang mengalami kenaikan inflasi sebesar enam persen. 

“Hal tersebut akan menimbulkan komplikasi kebijakan moneter serta akan berdampak pada kecepatan dan kekuatan tapering yang akan dilakukan Amerika Serikat,” ucapnya. 

Ketiga, saat ini perekonomian Eropa juga tertekan akibat kenaikan harga energi, kondisi geopolitik dan supply disruption. Sedangkan di Tiongkok, mereka juga tengah menghadapi masalah Evergrande. 

"Ini semua akan memengaruhi harga komoditas dan capital flow dan sentimen pasar keuangan global," ujarnya. 

Menurut Sri Mulyani kondisi global tersebut bisa memengaruhi kondisi perekonomian Indonesia seperti capital flow, pergerakan harga saham, hingga kegiatan sektor keuangan lainnya seperti bonds dan nilai tukar rupiah.  

"Berbeda dengan Covid-19 yang waktu itu terjadi pukulan paling berat pada April 2020, tahun depan kita akan melihat dinamika global akan menciptakan gerakan atau memengaruhi capital flow ke negara emerging market termasuk Indonesia sangat dipengaruhi isu global," ucapnya. 

Sri Mulyani mengakui kondisi tersebut merupakan tantangan yang tidak mudah. Hal ini disebabkan seluruh tantangan global tersebut akan bergerak sangat dinamis dan sulit dikendalikan.  

Maka itu Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah berusaha menjaga ekonomi Indonesia tetap kokoh meskipun kondisi global penuh ketidakpastian. 

“Ini tantangan tidak mudah dalam proses pemulihan. Environment global tidak statis namun very very dynamic dan cenderung volatile, seperti inflasi dan terjadinya geopolitik. Kita harus tetap menjaga ekonomi tetap resilient sebab kita mungkin tidak bisa kontrol environment global. Yang kita bisa kontrol adalah fondasi ekonomi kita," ungkapnya.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement