REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) memiliki pemegang saham pengendali baru setelah proses hibah saham pada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). BPKH telah menerima hibah saham dari Islamic Development Bank, Bank Boubyan, Atwill Holdings Limited, National Bank of Kuwait, IDB Investment Foundation, dan BMF Holdings Limited.
Direktur Utama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Achmad Kusna Permana mengatakan hibah tersebut telah dilaksanakan dan Bank Muamalat akan menyampaikan informasi lebih rinci pada 17 November 2021. Ini menjadi awal dari pengembangan Bank Muamalat yang lebih baik.
"InsyaAllah kita akan ngebut 2022, Bismillah," katanya pada Republika.co.id, Selasa (16/11).
Menurut pengumuman di situs BPKH, hibah saham dilakukan pada 21 Juni 2021, 15 dan 16 November 2021. Jumlah hibah sebanyak 7.903.112.181 saham yang setara dengan 77,42 persen. Sehingga total kepemilikan saham BPKH di Bank Muamalat menjadi 78,45 persen dan otomatis menjadi PSP.
Analis Tingkat 1 Jasa Keuangan Syariah KNEKS, Bazari Azhar Azizi menyampaikan dampak paling signifikan akan bisa dirasakan oleh Bank Muamalat. Ini menjadi langkah yang sangat strategis.
"Nantinya Bank Muamalat jadi lebih bisa punya semacam anchor dan support untuk bisa lebih berkembang lagi dan ekspansi," katanya.
Selama ini, Bank Muamalat memiliki keterbatasan kemampuan karena kekurangan modal akibat pembiayaan-pembiayaan yang bermasalah. Langkah ini juga akan berimbas positif pada industri perbankan syariah secara keseluruhan.
Dengan masuknya BPKH dan komitmennya dalam menambah modal, maka akan lebih banyak bank syariah di industri. Sehingga potensi ekosistem syariah bisa tergarap lebih optimal.
"Bank syariah yang besar nantinya tidak hanya satu, jadi persaingannya lebih sehat dan tidak terkesan didominasi oleh satu bank saja," katanya. Ini juga berdampak baik untuk masyarakat yang bisa memiliki lebih banyak pilihan yang menguntungkan.