Jumat 12 Nov 2021 16:25 WIB

Gapki: Produksi Minyak Sawit Turun Sepanjang September 2021

Nilai ekspor produk minyak sawit turun menjadi 3,111 miliar dolar AS pada September.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit di kebun milik salah satu perusahaan kelapa sawit di Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis (11/11/2021). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyampaikan, terdapat penurunan produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) nasional pada September 2021.
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit di kebun milik salah satu perusahaan kelapa sawit di Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis (11/11/2021). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyampaikan, terdapat penurunan produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) nasional pada September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyampaikan, terdapat penurunan produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) nasional pada September 2021. Seiring dengan penurunan produksi, harga minyak sawit masih stabil tinggi.

Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono, mengatakan, produksi CPO Indonesia pada September mencapai 4.176 ribu ton. "Turun sekitar 1 persen dari bulan Agustus dan masih belum naik seperti yang diharapkan," kata Mukti dalam keterangan resmi diterima Republika.co.id, Jumat (12/11).

Baca Juga

Tak hanya Indonesia, ia menyampaikan, penurunan produksi juga terjadi Malaysia yang dilaporkan turun 0,39 persen dari produksi bulan Agustus. Ekspor minyak sawit bulan September 2021 turun menjadi 2,886 juta ton setelah naik 4,274 juta ton pada bulan Agustus 2021.

Nilai ekspor produk minyak sawit juga turun menjadi 3,111 miliar dolar AS dari 4,433 milliar dolar AS pada bulan Agustus.

Penurunan volume ekspor terbesar terjadi untuk tujuan India sebesar 683,0 ribu ton menjadi 275,5 ribu ton (minus 71,3 persen), China sebesar 351,8 ribu ton menjadi 467,4 ribu ton (minus 42,94 persen), Belanda sebesar 169,6 ribu ton menjadi 33,46 ribu ton (minus 83,5 persen) dan Malaysia sebesar 157,1 ribu ton menjadi 35,1 ribu ton (minus 81,74 persen). Sementara untuk kawasan Uni Eropa secara keseluruhan turun 243,2 ribu ton menjadi 219,6 ribu ton (minus 52,54 persen).

Dilihat secara tahunan (year on year/yoy) sampai September, ekspor ke China tahun 2021 sudah 25,7 persen lebih tinggi dari tahun 2020, ke Malaysia 52,0 persen lebih tinggi. Sedangkan ke India 24,4 persen lebih rendah, ke Belanda 0,4 persen lebih rendah dan ke Uni Eropa secara keseluruhan 8,1 persen lebih rendah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement