REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Permata Tbk mencatat pertumbuhan laba 93 persen pada kuartal III 2021 (yoy) menjadi Rp 831 miliar. Direktur Utama PermataBank, Chalit Tayjasanant mengemukakan menjelang tutup tahun 2021, PermataBank menunjukan kinerja yang tetap kuat dan konsisten.
"Kami berupaya terus menjangkau pasar dan segmen nasabah yang lebih luas dengan menawarkan inovasi produk dan jasa perbankan digital dengan sinergi dan dukungan penuh dari pemegang saham pengendali kami, Bangkok Bank," katanya dalam keterangan, Kamis (3/11).
Sejalan dengan pemulihan perekonomian Indonesia, Bank Permata membukukan pertumbuhan aset sebesar 31 persen menjadi sebesar Rp 219 triliun (yoy). Penyaluran kredit tumbuh secara signifikan 21 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 124,2 triliun.
Ini terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi sebesar 45 persen (yoy), dan pertumbuhan KPR sebesar 23 persen (yoy). Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah bertumbuh sebesar 23 persen (yoy), terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 28 persen.
"Kenaikan ini sejalan dengan strategi untuk memfokuskan pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang," katanya.
Sejalan dengan hal tersebut, rasio CASA Bank mengalami peningkatan menjadi 53 persen, lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51 persen. Sejalan dengan pertumbuhan aset, Pendapatan Operasional tercatat Rp 7,5 triliun atau tumbuh sebesar 17 persen dan Laba Operasional sebelum Pencadangan tumbuh sebesar 28 persen menjadi sebesar Rp 3,5 triliun.
Pertumbuhan Pendapatan Operasional dikontribusikan oleh pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 28 persen. Hal ini mencerminkan pengelolaan dana, baik simpanan nasabah maupun dana setoran modal dari pemegang saham, secara optimal.
Rasio Beban Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) juga mengalami perbaikan menjadi sebesar 88 persen. Nilai tersebut membaik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 92 persen, karena penurunan pencadangan kerugian kredit, sejalan dengan perbaikan kualitas portofolio kredit Bank.
Kualitas portofolio kredit Bank masih terjaga dengan baik dengan rasio NPL gross dan netto masing-masing sebesar 3,3 persen dan 0,9 persen. Bank membukukan pencadangan kerugian kredit untuk mengantisipasi potensi kerugian kredit yang dapat terjadi sebagai akibat pandemi yang masih berlangsung.
"Rasio NPL coverage sebesar 217 persen, hampir dua kali lipat dibandingkan rasio NPL coverage tahun lalu sebesar 118 persen," katanya.