Rabu 03 Nov 2021 02:31 WIB

Soal Penjualan EV ke Hertz, Elon Musk: Belum Ada Kesepakatan

Hertz disebut memesan 100 ribu kendaraan pada akhir 2022.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
CEO Tesla Elon Musk
Foto: AP Photo/John Raoux
CEO Tesla Elon Musk

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Elon Musk mengatakan tidak ada kontrak yang ditandatangani dengan Hertz terkait penjualan mobil listrik. Padahal, isu ini yang menyebabkan nilai pasar Tesla melonjak melebihi 1 triliun dolar AS.

Pekan lalu, saham Tesla melonjak 12,6 persen setelah Hertz mengatakan telah memesan 100 ribu kendaraan pada akhir 2022. Namun, Musk mengatakan belum ada kesepakatan soal hal itu. 

"Saya ingin menekankan bahwa belum ada kontrak yang ditandatangani," cicit Musk di Twitter miliknya, dilansir BBC, Selasa (2/11).

Kesepakatan yang diumumkan oleh Hertz dengan Tesla adalah pesanan mobil sewaan terbesar yang pernah ada untuk kendaraan listrik. "Kendaraan listrik sekarang menjadi arus utama, dan kami baru saja mulai melihat meningkatnya permintaan dan minat global," kata bos sementara Hertz, Mark Fields.

Dilaporkan Hertz akan membayar 4,2 miliar dolar AS untuk 100 ribu Model 3 selama 14 bulan ke depan, yang berjumlah sekitar seperlima dari armadanya. Perusahaan persewaan juga akan membangun jaringan stasiun pengisian.

Hertz mengatakan bahwa dimulai pada awal November dan berkembang hingga akhir tahun pelanggan akan dapat menyewa Tesla Model 3 di bandara Hertz dan lokasi lingkungan di area tertentu di AS dan Eropa. Tetapi pada hari Selasa, bos Tesla, mengatakan bahwa Tesla memiliki permintaan yang jauh lebih banyak daripada produksi.

"Oleh karena itu kami hanya akan menjual mobil ke Hertz dengan margin yang sama dengan konsumen," ujarnya.

"Kesepakatan Hertz tidak berpengaruh pada ekonomi kita," kata Musk.

Tesla menjadi perusahaan kelima yang melampaui nilai pasar 1 triliun dolar AS pada 25 Oktober, di belakang Apple, Microsoft, Amazon dan pemilik Google Alphabet. 

Menanggapi cuitan tentang kesepakatan Hertz pada 25 Oktober, Musk mengatakan ia merasa aneh ini telah menggerakkan nilai pasar Tesla. Hal ini karena Tesla merupakan masalah peningkatan produksi, bukan masalah permintaan.

Dia kemudian menambahkan: "Agar jelas, mobil yang dijual ke Hertz tidak memiliki diskon. Harganya sama dengan konsumen,"

Ini bukan pertama kalinya cuitan Musk tentang perusahaannya menjadi berita. Pada Mei 2020, valuasi Tesla menyusut sebanyak 14 miliar dolar AS setelah Musk mencuit harga sahamnya terlalu tinggi.

Dan dua tahun sebelumnya, cuitan tentang masa depan Tesla di pasar saham New York menyebabkan regulator mendenda perusahaan itu sebanyak 20 juta dolar AS dan Musk setuju agar semua unggahannya di Twitter akan disaring oleh pengacaranya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement