REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Nilai tukar dolar AS tergelincir terhadap sejumlah mata uang utama pada akhir perdagangan Senin (1/11), menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve AS. Sebelumnya, dolar AS membukukan kenaikan harian terbesar dalam lebih dari empat bulan di sesi sebelumnya.
Kebijakan moneter di Amerika Serikat, Australia dan Inggris menjadi fokus, dengan The Fed secara luas diperkirakan akan mengumumkan pengurangan stimulus, faktor yang telah memicu kenaikan greenback dalam beberapa pekan terakhir. Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama rivalnya, turun 0,321 persen pada 93,894.
"Dolar naik begitu banyak dalam beberapa hari terakhir, saya pikir itu hanya sedikit pra-posisi menjelang FOMC kalau-kalau mereka tetap relatif dovish," Boris Schlossberg, direktur pelaksana valas di BK Asset Management, mengatakan tentang mundurnya dolar.
Data inflasi yang semakin cepat telah mendorong beberapa bank investasi seperti Goldman Sachs untuk memajukan ekspektasi kenaikan suku bunga oleh The Fed pada awal Juli 2022, dibandingkan dengan sebelumnya di kuartal ketiga tahun 2023. Pasar uang menetapkan probabilitas 50 persen untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin oleh Fed pada Juni mendatang, dibandingkan dengan 15 persen bulan sebelumnya, data berjangka CME menunjukkan.
Euro sedikit menguat 0,037 persen menjadi 1,16045 dolar AS, setelah menyerahkan sebagian besar keuntungan dari kebijakan Bank Sentral Eropa pada Jumat (29/10) ketika menyentuh 1,1535 dolar AS, terlemah sejak 13 Oktober. Dolar Aussie turun 0,01 persen menjadi 0,7518 dolar AS, setelah jatuh dari level tertinggi hampir empat bulan di 0,75555 dolar AS yang dicapai minggu lalu, menjelang keputusan kebijakan bank sentral Australia (RBA) pada Selasa waktu setempat.
Baca juga : Aset Kripto Lokal Ramaikan Bursa Uang Digital Dunia
Pound Inggris jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua minggu terhadap dolar, tertekan oleh ketidakpastian atas sikap kebijakan bank sentral Inggris (BoE) dan meningkatnya pertengkaran pasca-Brexit dengan Prancis atas hak penangkapan ikan. Sebagian besar memperkirakan BoE akan menaikkan suku bunga sebesar 15 basis poin menjadi 0,25 persen pada Kamis (4/11), meskipun suara kemungkinan besar terpecah dan beberapa orang berpikir bank mungkin menahan diri, puas dengan sinyal hawkish.
Sementara itu, harga emas menguat di akhir perdagangan Senin, terangkat oleh melemahnya dolar dan ekuitas memangkas kenaikannya. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 11,9 dolar AS atau 0,67 persen, menjadi ditutup pada 1.795,80 dolar AS per ons.