Sabtu 30 Oct 2021 01:17 WIB

OJK Beberkan Tantangan Pemulihan Ekonomi pada 2022

Pemulihan global masih bergantung pada ketidakpastian berakhirnya pandemi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus mengalami perbaikan hingga 2022.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus mengalami perbaikan hingga 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus mengalami perbaikan hingga 2022. Meski demikian, pemulihan ekonomi masih akan menghadapi sejumlah tantangan di tahun depan.  

Direktur Pengaturan Pasar Modal OJK Edi Broto Suwarno mengatakan pemulihan ekonomi global dan domestik masih bergantung pada ketidakpastian berakhirnya pandemi Covid-19. Selain itu, ada juga potensi terjadinya gelombang ketiga dari varian baru Covid-19.

"Ini masih menjadi faktor yang memberikan tekanan terhadap perekonomian dan kinerja sektor jasa keuangan maskipun saat ini kasus global telah mulai melandai," kata Edi dalam diskusi virtual, Jumat (29/10). 

Selanjutnya, pemulihan ekonomi juga bisa terhambat oleh kondisi yang di luar perkiraan seperti krisis energi. Kondisi lainnya yang perlu diwaspadai adalah kasus gagal bayar perusahaan properti Evergrande yang dapat memicu perlambatan perekonomian di China. 

Terakhir, pemulihan ekonomi juga akan mendapat tantangan dari normalisasi kebijakan moneter atau tapering off bank sentral AS, The Fed, yang diperkirakan akan dimulai pada November 2021. Namun demikian, rencana tapering off kali ini dikondisikan dengan cukup baik oleh The Fed sehingga diharapkan tidak akan menimbulkan gejolak yang signifikan di pasar. 

Di tengah berbagai tantangan dan peluang yang masih dihadapi di 2022, OJK memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perbaikan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan bergeraknya kembali aktivitas perekonomian.

Di sektor pasar modal sendiri, OJK melihat tren penguatan IHSG akan terus berlanjut. Sementara pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pendanaan akan terus meningkat. Hal ini antara lain dipicu oleh kebutuhan korporasi maupun UMKM akan sumber-sumber alternatif pembiayaan di pasar modal baik melalui penawaran umum maupun melalui layanan urunan dana (SCF). 

Lebih lanjut, pasar modal Indonesia juga akan diramaikan oleh masuknya perusahaan-perusahaan unicorn yang telah dimulai dengan pencatatan saham Bukalapak sebagai Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada agustus 2021 lalu. Antusiasme ini dinilai akan berdampak positif ke pasar untuk tahun depan. 

Selain penguatan peran investor domestik, menurut Edi, inovasi penyediaan berbagai instrumen pembiayaan yang tepat sasaran, penyediaan infrastruktur pasar modal yang efektif, efisien dan reliable serta dukungan tata kelola yang baik dan juga perlindungan investor yang memadai perlu terus didorong agar perkembangan pasar modal ke depan dapat terus terjaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement