REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Keuangan Syariah KIKS Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Adhitya Ginanjar mengatakan kemandirian ekonomi perempuan merupakan salah satu pilar Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) bagi perempuan.
"Kemandirian ekonomi perempuan meningkatkan akses perempuan kepada dunia kerja dan usaha sesuai minat, bakat, kondisi dan pengalaman kerjanya dengan memanfaatkan teknologi digital," kata Adhitya dalam webinar bertajuk "Pentingnya Menabung untuk Masa Depan Lebih Sejahtera" di Jakarta, Rabu (27/10).
Kemudian dua pilar lainnya adalah kesetaraan gender dan penciptaan ekosistem yang ramah perempuan. Adhitya berujar, kesetaraan gender bukan menjadi isu perempuan tersendiri tetapi harus melibatkan laki-laki dan perempuan sepenuhnya. Kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dipandang sebagai hak asasi manusia dan sebagai prasyarat dan indikator pembangunan berkelanjutan.
Sementara penciptaan ekosistem yang ramah perempuan melalui saluran distribusi keuangan dan fasilitas perantara. Tujuannya untuk menutup kesenjangan gender dalam akses terhadap rekening bank, pinjaman dan produk keuangan serta meningkatkan akses perempuan ke berbagai layanan keuangan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
"Bagaimana ekosistem ini women-friendly, tidak ada lagi diskriminasi di tempat kerja, kantor, sekolah, pelayanan publik," kata Aditya.
Dia menjelaskan, beberapa langkah untuk mempercepat inklusi keuangan bagi perempuan yakni edukasi dan literasi keuangan, dukungan untuk UMKM milik perempuan. Selanjutnya layanan keuangan digital untuk perempuan, memperluas akses ke asuransi dan dana pensiun, perlindungan konsumen, dukungan komprehensif dan pemberdayaan bagi perempuan yang mengurus rumah tangga serta pengumpulan data terpilah gender.